Monday, October 31, 2011

Plan ‘B’


Organization needs to be dynamic as not only change is inevitable but also it is the real meaning of life. Various targets set just six months ago may need adjustments to meet today's situation. Often the targets may remain unchanged, but the route to achieve those targets may require a detour.

We as leaders therefore must recognize the necessity for growth of our organization because unless it grows at or above the growth rate of the outside world, it is most probably sliding down.

When external situations changed considerably, switching to other alternative option or implementing plan ‘B’ as many people called it, is simply a smart choice.

Sunday, October 30, 2011

Berharap Untuk Mencapai Yang Terbaik Dalam Setiap Area Kehidupan Dengan Waktu Sisa?


Kita mungkin sudah sering membaca atau mendengar tentang pentingnya hidup yang seimbang dengan melalui pencapaian sasaran-sasaran yang kita tetapkan dalam seluruh 6 area kehidupan yaitu usaha/karir/keuangan, tubuh yang sehat, pengetahuan/pendidikan, keluarga dan rumah-tangga, hubungan budaya dan sosial, kehidupan rohani/spiritual/etika. Sebagai manusia tentu kita semua mengharapkan dapat mencapai yang terbaik dalam setiap area kehidupan.
Kita mungkin sudah menuliskan sasaran-sasaran untuk semua area kehidupan. Kita juga sudah membuat perencanaan tindakan yang perlu dilakukan untuk dapat merealisasikan semua sasaran-sasaran tersebut. Kita juga bahkan telah membuat daftar prioritas dari aktivitas-aktivitas yang memberikan imbalan bernilai tinggi (high payoff activities). Namun dalam kenyataannya sering kali kita merasa kurang puas dalam pencapaian kinerja dibandingkan dengan apa yang kita harapkan dan perasaan semacam ini bila berkelanjutan dapat merongrong kesehatan dan bahkan kehidupan kita.
Ada 2 pilihan bagi kita seperti yang mungkin sudah sering kita dengar yaitu “hidup ini singkat jadi jangan sia-siakan waktu untuk memikirkan apa yang sudah terjadi dan hidup mengalir saja.” Kita sebaliknya bisa memilih memperlambat langkah kita hingga bahkan berhenti sejenak bilamana diperlukan untuk  melihat kembali sasaran-sasaran dan rencana tindakan serta prioritas yang telah disusun, lalu memikirkan langkah-langkah perbaikan agar dalam hidup ini kita bisa memberikan kontribusi yang berarti.
Ada beberapa hal yang mungkin menjadi hambatan dalam kita mengupayakan pencapaian kinerja yang optimal dari seluruh sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Yang pertama adalah mengenai sikap (attitude). Seperti juga dalam proses pembentukan keahlian, untuk dapat membentuk sikap positif diperlukan proses internalisasi (internalization) membiasakan diri berpikir positif, melalui teknik visualisasi (visualization) dan affirmasi (affirmation/self-talk).
We are what we think, we are what we feel. Keterbatasan (limitations) sering kali kita sendiri yang membuat dalam pikiran kita (self-imposed limitations). Attitude adalah salah satu dari 10 hal yang diperlukan untuk menjadi seorang dengan mentalitas pemenang. (http://follow-hs.blogspot.com/2011/10/if-you-do-what-you-always-did-you-will.html)
Hal kedua yang penting untuk diperhatikan adalah melakukan pengukuran (tracking) atas pencapaian sasaran-sasaran dalam ke 6 area kehidupan tersebut. Pengukuran diperlukan karena memang dalam semua S.M.A.R.T. GoalsTM ada waktu dan ukuran yang menjadi dasar dari rangkaian tindakan dan keputusan kita serta untuk mengetahui apakah sampai dimana pencapaian dibandingkan sasaran. Tanpa adanya pengukuran akan lebih sulit untuk mencapai kinerja tinggi yang diharapkan.
Banyak orang yang menanyakan kepada saya mengapa mereka walaupun sudah bekerja tanpa mengenal lelah, memiliki attitude yang benar, berpikir positif, menuliskan sasaran-sasaran dan melakukan pengukuran serta tracking, namun tetap saja hasil yang mereka capai kurang memuaskan. Saya juga melihat bahwa mereka juga adalah orang-orang yang memiliki keahlian (skills) yang memadai di bidang mereka dan bukan hanya NATAL alias No Actions Talk A Lot.. Jadi apa atau dimana sebenarnya masalah mereka? Ada bahkan orang-orang yang mengatakan bahwa mungkin keberuntungan mereka belum datang?
6P yaitu Proper Prior Planning Prevents Poor Performance, banyak juga yang sudah menyadari bahwa 1 menit yang  dipergunakan untuk perencanaan dapat menghemat 10 menit waktu pelaksanaan. Namun seperti apa yang saya tuliskan dalam judul artikel ini, kebanyakan orang dalam menyusun sasaran-sasaran, membuat perencanaan dan menentukan prioritas kerja mereka hanya mempergunakan waktu sisa mereka. Untuk menyusun sasaran-sasaran dan perencanaan tindakan diperlukan waktu yang direncanakan juga dan jelas tidak bisa hanya pada saat ada waktu sisa.
Mulailah dengan merencanakan dan menyediakan waktu khusus untuk dapat menuliskan sasaran-sasaran dan membuat rencana tindakan sehingga kita bisa bekerja dengan efisien dalam upaya mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Dalam menyusun sasaran-sasaran dalam 6 area kehidupan dan dalam usaha kita juga sangat penting diingat bahwa walaupun membuat prioritas adalah memang penting tetapi pastikan bahwa tidak ada satupun dari area kehidupan kita yang hanya mendapatkan porsi waktu sisa.

S.M.A.R.T. Goals(R) is a registered trademark in the US held by The Meyer Resource Group(R), Inc.
Permission to use S.M.A.R.T Goals TM is obtained from:
Copyright (C) The Meyer Resource Group(R), Inc. All Rights Reserved.

Wednesday, October 26, 2011

If We Do What We Always Did, We Will Get What We Always Got?

Ungkapan dalam judul tersebut memang berlaku beberapa dekade sebelumnya namun dalam perkembangan teknologi yang demikian pesat sejak awal millenium baru ini ungkapan tersebut akan lebih tepat bila dikatakan “if we do what we always did, we most probably will get much lesser than what we always got.”
Banyak orang yang telah mengikuti berbagai sesi motivasi maupun mendengarkan begitu banyak talk-show tentang bagaimana membangkitkan motivasi atau bahkan telah mengikuti pelatihan-pelatihan untuk pengembangan kepribadian, namun kesuksesan yang mereka harapkan tidak kunjung tercapai dan bahkan tidak terjadi perubahan signifikan dalam diri mereka. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Ada beberapa faktor dan yang pertama yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan mendasar yang dapat mendukung kesuksesan adalah bahwa kebanyakan orang berharap adanya perubahan yang serba instan. Tidak ada keberhasilan dan kesuksesan yang mampu dipertahankan dalam rentang waktu panjang tanpa melewati proses-proses perbaikan bertahap dan melalui pengembangan keahlian dalam menggali potensi yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Oprah Winfrey maupun almarhum Steve Jobs adalah hanya 2 contoh dari orang-orang sukses yang telah mengalami jatuh bangun berulang kali selama belasan tahun sebelum akhirnya mereka menjadi orang-orang yang sukses luar biasa.
Melalui pengalaman sebagai professional di beberapa perusahaan baik yang berskala multinasional maupun nasional selama lebih dari 30 tahun, saya menyadari pentingnya menangani faktor-faktor mendasar yang sangat diperlukan agar perusahaan bisa menjadi besar dan sukses sehingga seluruh stakeholder yang ada termasuk para karyawan dapat ikut menikmati kesuksesan perusahaan. Dan keberhasilan serta kesuksesan tersebut hanya dapat dicapai apabila para karyawan yang merupakan ‘human capital’ dalam perusahaan ataupun para entrepreneur yang memimpin sebuah usaha memiliki bukan hanya pengetahuan dan motivasi saja melainkan juga keahlian bekerja seperti leadership dan managerial skills di bidang masing-masing serta sikap (attitude) yang benar. Jadi keberhasilan sebuah perusahaan juga akan sangat tergantung kepada keahlian setiap individu yang ada selain kemampuan seorang pemimpin dalam mengarahkan team dalam bekerja.
Banyak orang-orang yang memiliki bakat dan keahlian yang mengagumkan namun mereka mudah sekali menyerah ketika menghadapi hambatan dan/atau kesulitan-kesulitan. Motivasi dalam berbagai bentuknya jelas merupakan pendorong seseorang untuk dapat menetapkan sasaran-sasaran yang menantang dan/atau bertahan menghadapi hambatan-hambatan yang muncul. Namun tetap diperlukan bermacam keahlian yang sesuai dengan bidang yang dipilih sehingga seseorang dapat mempergunakan serta menggali potensi diri untuk mencapai kesuksesan. Untuk membentuk keahlian yang bermula dari pengetahuan memang membutuhkan waktu dan sikap telaten.
Untuk mencapai kesuksesan memang pada awalnya seseorang mesti memiliki sikap mental seorang pemenang. Mentalitas seorang pemenang dapat dibentuk melalui sebuah proses yang sebenarnya tidak terlalu rumit dan dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama. Paul J. Meyer dalam sebuah program yaitu  The Making of A Champion” menjabarkan 10 hal yang penting untuk dapat memiliki mentalitas pemenang yaitu:
  • Menciptakan HASRAT (DESIRE) yang kuat,
  • Mengenali, menggali dan mempergunakan POTENSI (POTENTIAL),
  • Menetapkan SASARAN-SASARAN (GOALS),
  • Memiliki DEDIKASI (DEDICATION) dalam arti rela menyediakan waktu dan tenaga serta mungkin juga pengorbanan materi
  • Melakukan PEKERJAAN (WORK) yang tentu dibutuhkan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran
  • Membangun KETAHANAN MENTAL (DETERMINATION) sehingga tidak mudah menyerah
  • Menjadi pribadi yang memiliki KEBERANIAN (COURAGE)
  • Mampu untuk MEMVISUALISASIKAN (VISUALIZATION) dan memiliki DAYA KONSENTRASI (CONCENTRATION)
  • Melihat segala sesuatunya dengan PERSPEKTIF (PERSPECTIVE) seorang pemenang/juara
  • Memiliki keinginan untuk BERUSAHA MENCAPAI YANG TERBAIK (ACHIEVER’S ATTITUDE)
Seseorang yang memiliki 10 karakteristik pemenang/juara tersebut serta telah melalui halangan dan rintangan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan akan memiliki ketahanan mental yang sangat baik sehingga akan dapat menjadi orang yang sukses dalam bidang yang dipilihnya apakah dalam bisnis, olahraga maupun bidang-bidang lainnya.

Tuesday, October 25, 2011

CHILDREN ARE OUR FUTURE. AREN’T WE, TOO?



Having a chance to be so close among the children ages 11 to 13 years that were participating in the Lions International Peace Poster Contest last week and watching those kids pour their ideas and feelings into paintings on paper was really an exciting experience. Similarly, looking at how the parents of those children patiently waiting for more than 4 hours, was also an interesting scene.
Lions International Peace Poster Contest is an international contest that encourages children, ages 11 – 13, to creatively express what peace means to them. The 2011-2012 contest theme is “Children Know Peace. The contest allows students to think about peace, creatively express what it means to them and to share their own unique visions and images of peace with the world, so that we may all have greater tolerance and international understanding. By entering the contest, your child is joining hundreds of thousands of children from around the world in sharing their visions of world peace. More than 200 children from various schools were participating in the contest and 51 posters were then nominated based on both beauty and the message conveyed.
Children are in deed our future but what about us as adults? Do we also realize that it is important for us to have correct attitudes toward life and establish goals for the future? Have we set the directions and controls of our lives in the fast changing world?
We always wanted to be somebody but we should have been more specific. Have we made a difference with our life?
-       Our life is our dash - our participation in the contest of life and like any other contest, we need to prepare about how we are going to spend our dash for we never know how much time is left.
-       We need to know what maters so think long and hard, slowdown enough when and where necessary, to consider what is true and real.
-       Always try to understand how other people feel and treat each other with respect.
-       Try to be slow enough to anger, show appreciation more and wear smiles more often.
Life is not only about financial and career so if we have not set goals in all the other areas of life - family and home, physical and health, mental and education, social and cultural, spiritual and ethical -  start writing them down now and act immediately so we will have good posters of ourselves in the real contest of life.

Sunday, October 9, 2011

WHY SMART PEOPLE UNDER-PERFORM?





There are so many complaints sounded by organizations about poor performance of their so called talented employees despite the fact that their HR departments have been recruiting those best people from well known universities.
Management has set clear vision, missions and goals. Those goals are realistic and organization resources have been also considered and made available. Rewards system also has been set so clearly that employees will know what they will receive for goal accomplishment. Sophisticated and expensive systems have been provided that would make complex and difficult marketplace situations easier to be analysed. What went wrong?
Many organizations emphasized only in how well they set business goals without considering that there will be potential problems when their employees only attach their lives to those business goals and their career goals but don’t set their other personal life goals.
Potential serious long-term downside can occur in organization when the ratio of energy and time that goes into creating and achieving the business goals outstrips the need of their people to manage a more balanced-life on the other hand. The personal life of employees indeed affects organizational progress in one way or in another.
It is certainly responsibility of the employees themselves to manage their own life. It is important that they understand the greater purpose in their lives, more than just financial and career. All those academic ‘A’ scores that they have achieved must also be complemented by achievements in other areas of life so they will have a stress-free unrestricted life.
Life is a journey and new journey starts every single day of our life. Life is an endless loop. Hence we need to renew and revitalize ourselves everyday. We often heard this wisdom from Confucius "He who will not economize will have to agonize," and though it is true that success in this area of life provides us with the resources to pursue goals in other areas of life, but we have additional things we can and should do - not only to live a balanced life but also to enrich it. For example, we can contribute to the societies by joining organizations that represent our values. We should remove stress from our daily life by having adequate rest and a sensible exercise program because a healthy body supports an active and creative mind. We certainly should spend more time with family and friends.
Not everyone though very smart and work hard can be as great as Steve Jobs but as he said in one of his famous speech “Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma – which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition.”
What we do matters and every choice we make should make a difference in our lives and others as well. Make choices that will bring not only success but also joy and happiness.

Tuesday, October 4, 2011

Profit taking dan/atau Cut Loss, apakah hari-hari anda hanya melulu untuk kedua hal tersebut?



Begitu selesai memberikan sesi pelatihan sore hari itu saya melihat ada banyak pesan yang saya terima di blackberry messenger namun saya memutuskan untuk membacanya nanti saja sesampainya di tempat saya akan bertemu dengan teman-teman di Lions Club. Namun melihat ada beberapa missed-calls dari seorang teman lain di nomor ponsel satunya dan juga sebuah pesan singkat darinya yang mengatakan “Wah, gue rugi gede nih. Kacau balau deh”, saya akhirnya membuka kembali blackberry messenger dan benar saja ada beberapa ‘PING’ dan sederetan pesan panjang darinya.
Ada sedikit rasa kuatir setelah membaca kalimat-kalimat darinya karena baru beberapa waktu yang lalu seorang teman menceritakan bagaimana seorang kenalannya yang hidup sangat mewah dan tidak ada tanda-tanda mengalami kesulitan hidup telah mengakhiri hidupnya dengan cara meloncat dari apartemen.
Saya segera menelpon teman tersebut dan minta maaf karena baru sempat melihat ponsel yang memang selalu saya set ke posisi silent ketika sedang rapat dan/atau memberikan pelatihan. Teman saya kemudian menceritakan kembali apa yang sebenarnya sudah dia tuliskan dalam pesan-pesan yang dia kirimkan lewat blackberry messenger dan saya berusaha menjadi pendengar yang baik. Namun saya kemudian merasa lega ketika di akhir pembicaraan telpon tersebut dia malahan sudah bisa tertawa sambil mengatakan bahwa dia tadi teringat pada saya karena dia pernah membaca sebuah artikel yang saya tulis di blog yang mengulas tentang Total Person (R). Teman tersebut juga berkata bahwa mungkin inilah saatnya bagi dia untuk mulai memikirkan area-area kehidupan selain finansial dan karir yang selama ini telah menyita hampir keseluruhan waktunya.
Konsep keseimbangan dalam seluruh area kehidupan - Family & Home, Physical & Health, Financial & Career, Mental & Educational, Social & Cultural, Spiritual & Ethical, seperti yang didefinisikan oleh Paul J. Meyer dalam The Wheel Of Life (R) memang merupakan satu-satunya cara untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sejati.
Banyak orang hanya membuat sasaran-sasaran finansial dan karir lalu mempergunakan hampir seluruh waktu dan tenaganya untuk mengejar sasaran-sasaran tersebut dan mengabaikan area-area lain dalam kehidupan.
Dengan lebih mengutamakan mengejar sasaran-sasaran finansial dan karir, banyak orang juga telah menyadari dan merasa bersalah telah menempatkan area-area kehidupan lainnya di urutan kesekian bahkan seringkali mengabaikan kesehatan mereka namun mereka tidak mengetahui bagaimana caranya untuk mencapai keseimbangan hidup.
Sama halnya seperti pada area finansial dan karir, kita juga harus membuat sasaran-sasaran untuk kelima area kehidupan lainnya dan merencanakan penggunaan waktu kita secara berimbang untuk seluruh area kehidupan. Dengan membuat sasaran-sasaran jangka pendek dan jangka panjang tersebut dalam seluruh 6 area kehidupan, kita akan dapat melihat rencana hidup kita secara keseluruhan dan kemudian dapat menentukan prioritas serta alokasi waktu dan tenaga dengan lebih baik.
Wheel of Life atau Roda Kehidupan memang perlu ditopang oleh 6 jari-jari yang memiliki panjang yang sama. Bayangkan bila roda tersebut memiliki satu atau dua jari-jari yang lebih panjang dari keempat jari-jari lainnya sehingga bentuk roda menjadi tidak beraturan, maka tentunya perjalanan menggelinding roda tersebut tidak akan mulus.
Dengan adanya sasaran-sasaran yang ditetapkan di seluruh area kehidupan, kualitas kesehatan, hubungan keluarga, sosial serta spiritual kita bahkan dapat meningkatkan kesempatan kita dalam meraih keberhasilan lebih besar dalam finansial dan karir.
Ingatlah bahwa hidup kita bukan hanya sekedar memikirkan profit taking atau cut loss dari pagi hingga pagi lagi. Mulailah membuat sasaran-sasaran di seluruh area kehidupan anda.

Saturday, October 1, 2011

Menjadi Diri Sendiri


Seorang anak lelaki berumur sekitar 10 tahun sedang menyemir sepatu-sepatu orang-orang yang sedang makan malam. Walaupun terlihat agak lelah dengan keringat membasahi dahinya namun tergambar kegembiraan di wajahnya. Masih ada beberapa pasang sepatu yang mesti diselesaikannya ketika berhenti sebuah mobil mewah di seberang jalan tempatnya menyemir. Di dalam mobil tersebut terlihat seorang anak lelaki yang lebih kurang sebaya usianya dengan dia. Anak penyemir sepatu tersebut sejenak melihat ke mobil tersebut namun kemudian meneruskan menyemir sambil bergumam “betapa menyenangkan menjadi seperti anak tersebut”. Belum lagi hilang bayangan akan senangnya menjadi seorang anak orang kaya tersebut, dari sudut matanya sambil terus menyemir dia melihat sang sopir yang tergesa-gesa turun nampak membukakan pintu mobil tersebut. “Wah bahkan pintu mobilpun juga dibukakan oleh sopir, betapa bahagianya  bila bisa menjadi seperti anak tersebut” gumamnya lagi dengan rasa kagum.
Sopir tersebut mengeluarkan sepasang tongkat penyangga dan kemudian membantu sang anak turun dari mobil. Anak penyemir sepatu tersebut kemudian berhenti sejenak dan tatapan matanya melekat pada kedua kaki anak yang turun dari mobil tersebut yang sedang berusaha untuk berdiri dengan bantuan kedua tongkat penyangga di lengannya. Agak lama anak penyemir sepatu tersebut berhenti menyemir karena memperhatikan anak tersebut berjalan tertatih-tatih namun kemudian dia bergumam “aku ternyata lebih beruntung” dan kemudian segera meneruskan menyemir.
Kita seringkali terpesona melihat hanya sebagian dari sisi-sisi kehidupan orang-orang lain dan merasa bahwa kita kurang beruntung bila dibandingkan dengan mereka. Sejarah memberikan banyak sekali contoh orang-orang yang tidak hanya sukses tetapi juga hidup bahagia adalah mereka yang melewati krisis dan tahun-tahun yang kelam dalam hidup mereka. Mereka terus berusaha dan tidak pernah mengenal kata menyerah. Kesulitan-kesulitan tersebut mereka hadapi dan atasi sehingga menempa mereka menjadi orang-orang yang sukses dan tangguh luar biasa.
Kita mungkin juga sedang berjuang memperbaiki kehidupan kita di tengah berbagai himpitan kesulitan dan tantangan atau bahkan kita memiliki kekurangan-sempurnaan lahiriah, namun yakinlah bahwa segala hambatan tersebut akan bisa kita atasi apabila kita terus berusaha dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah.