Tuesday, August 22, 2017

PANTANG MENYERAH


Anda pasti pernah mendengar tentang penyakit polio, penyakit yang umumnya menyerang anak-anak balita. Polio atau poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan virus polio yang menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan nyeri atau merusak saraf motorik, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot atau ketidakmampuan untuk menggerakan tungkai atau bagian tubuh lain. Beruntunglah bahwa dengan ditemukannya imunisasi dengan vaksin polio oleh Jonas Salk, maka penyakit tersebut telah sangat berkurang jauh yang hingga tahun 1988 diperkirakan di seluruh dunia masih ada sekitar 350.000 kasus hingga hanya sekitar 37 kasus yang dilaporkan pada 2016.

Anda mungkin belum pernah mendengar nama Wilma Rudolph. Wilma adalah seorang atlit atletik yang merebut 3 medali emas Olympiade tahun 1960 di Roma. Wilma adalah anak ke 20 dari 22 bersaudara, yang dilahirkan prematur, dibesarkan dalam lingkungan keluarga kurang mampu dan terserang virus polio sehingga harus mempergunakan penyangga besi untuk kakinya hingga berusia 8 tahun.

Ketika Wilma berusia 12 tahun, dia mencoba mengikuti seleksi untuk dapat masuk ke dalam tim bola basket di sekolahnya, namun dia tidak lolos seleksi. Selama setahun Wilma berlatih dengan tekun setiap hari sehingga akhirnya ia diterima bergabung ke dalam tim bola basket sekolahnya tersebut. Wilma kemudian bertemu dengan seorang pelatih atletik yang mendorongnya untuk menjadi seorang sprinter. Kegigihannya dalam berlatih membuahkan beasiswa dari Universitas Negeri Tennessee dimana kemudian dia menjadi bintang lapangan.

Pada tahun 1960, Wilma yang menjadi bagian dari tim Olympiade Amerika Serikat dan dalam lomba sprint 100 meter dimana ada Judith “Jutta” Heine dari Jerman yang merupakan pemegang rekor dunia yang diunggulkan pada waktu itu, Wilma ternyata mampu mengunggulinya sehingga merebut medali emas di nomor tersebut.   Demikian pula di nomor sprint 200 meter, Wilma juga merebut medali emas.  Dalam lomba 4 X 100 meter estafet, dimana kembali Wilma berlomba menghadapi Jutta di 100 meter estafet terakhir, namun saat peralihan dari rekan pelari satu timnya tongkat tidak terpegang dengan baik oleh Wilma sehingga terlepas dan jatuh, sehingga Jutta mendapat kesempatan melesat meninggalkan dirinya.  Namun dengan semangat pantang menyerah yang dimilikinya, Wilma segera memungut kembali tongkat yang telah terjatuh tersebut, dan dengan mempergunakan segenap kemampuannya kembali berlari untuk mengejar ketertinggalannya walaupun situasi sepertinya hampir tidaklah mungkin baginya untuk dapat merebut medali dalam lomba tersebut.  Situasi stadion menjadi begitu tegang ketika menyaksikan drama bagaimana Wilma dengan gigih terus berupaya mengejar ketertinggalannya dan akhirnya berhasil melampaui pelari Jerman tersebut di beberapa langkah menjelang garis finish, dan Wilma kembali merebut medali emas ketiganya sehingga menjadikan dirinya wanita pertama yang berhasil memenangkan 3 medali emas dalam satu Olympiade pada waktu itu.


Dalam kehidupan pribadi maupun karir atau bisnis, akan ada berbagai keadaan sulit di awal yang sepertinya akan menjadi hambatan besar yang tidak akan memungkinkan seseorang bahkan untuk dapat menjalaninya dengan normal, namun keadaan tersebut akan dapat diatasi bila ada upaya terus menerus dengan kesungguhan hati serta adanya bantuan dari orang-orang lain yang peduli kepada kita. Demikian pula halnya akan ada berulang kali keadaan dimana  kegagalan sepertinya sudah ada di depan mata, namun akan tetap masih ada peluang untuk bisa keluar dari berbagai situasi sulit apabila kita tidak menyerah dan terus berupaya.

Saturday, August 19, 2017

PERUBAHAN

Salah satu tugas pokok dari seorang pimpinan perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perubahan dan penyesuaian yang diperlukan perusahaan terus terjadi, baik karena perubahan perilaku konsumen atau karena berbagai langkah yang dilakukan oleh para pesaing di pasar, maupun karena perkembangan pesat dalam penggunaan teknologi internet dan berbagai media sosial sebagai sarana baru dalam berkomunikasi dan berbisnis, atau dikarenakan berbagai hal lainnya yang membutuhkan dilakukannya penyesuaian dalam kegiatan operasional perusahaan.

Namun tanpa dukungan penuh dari para pimpinan lini di bawahnya, maka perubahan yang diperlukan niscaya tidak dapat terlaksana dengan efektif atau kalaupun berjalan tetapi akan sangat lambat yang akibatnya tentu perusahaan akan bisa semakin jauh tertinggal posisinya di pasar.

Untuk dapat memastikan bahwa perubahan dan penyesuaian yang diperlukan perusahaan dapat terlaksana dengan semestinya, baik di tingkat divisi, departemen, maupun unit-unit lain di bawahnya, ada setidaknya beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pimpinan perusahaan.

Yang pertama, buatlah setiap orang dalam perusahaan berada dalam suasana perubahan seperti berdiri di atas aspal dengan tidak mengenakan alas kaki di tengah hari yang terik.  Yakinkanlah semua orang dalam perusahaan, terutama mereka yang memegang posisi penting, bahwa perubahan tidak akan terelakkan.  Bahwa tanpa perubahan, keadaan akan sangat tidak menyenangkan dan tentunya seseorang yang memiliki logika rasional tidak akan tetap berdiri diam di atas aspal tanpa alas kaki di tengah hari yang terik dan bila memang dia harus melaksanakan tugasnya di tempat tersebut, tentu dia harus mencari berbagai cara agar tugasnya terlaksana namun tidak menyakiti dirinya.

Sebelum mulai menyampaikan pesan tentang pentingnya perubahan, seorang pimpinan harus memulai suatu proses untuk dapat memahami secara garis besar tentang apa saja yang memerlukan perubahan. Seorang pimpinan harus mengetahui berapa lama waktu dan biaya yang akan dibutuhkan untuk melakukan perubahan, faktor-faktor utama yang harus menjadi fokus perhatian dalam proses perubahan, menentukan orang-orang yang akan berperan sebagai agen perubahan, dan memprediksi resistensi yang mungkin muncul.

Karena pesan dalam bentuk pidato apalagi dalam bentuk tertulis sebagaimana bagusnya pun tidak akan cukup untuk dapat memulai perubahan, maka sebaiknya perusahaan melalui beberapa pertemuan dengan para karyawan mendapatkan berbagai masukan dari semua orang dalam perusahaan dari sudut pandang mereka tentang hal-hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.

Anda harus mampu meneruskan gambaran tentang keadaan tersebut secara berjenjang hingga lapisan paling bawah, agar setiap orang meyakini pentingnya mengikuti perubahan yang akan dilakukan perusahaan.


Langkah kedua yang perlu Anda lakukan sebagai pimpinan adalah mengevaluasi implementasi budaya perusahaan karena setiap perubahan harus mengacu kepada berbagai nilai yang dipergunakan oleh perusahaan, untuk melihat apakah terlalu longgar atau sebaliknya terlalu kaku. Misalnya bila ada masukan tentang kurangnya perhatian pada aspek pelayanan kepada pelanggan, maka pada saat mengkomunikasikan perubahan yang diperlukan, Anda tidak dapat hanya menyampaikan secara umum tentang pentingnya perubahan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan dengan mengaitkan masa depan semua orang dan juga keluarga mereka dengan kesuksesan atau kegagalan perusahaan, karena hal tersebut tidak akan cukup untuk membuat mereka terdorong untuk segera melakukan perubahan yang diperlukan kecuali Anda juga memaparkan secara lebih eksplisit mengenai dampak kemampuan finansial perusahaan dalam kaitan dengan kesejahteraan karyawan.

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa sebagai pimpinan, Anda tidak dapat mendelegasikan tanggung jawab untuk melakukan perubahan kepada orang-orang di bawah kepemimpinan Anda. Jangan bersikap naif dengan beranggapan bahwa sekali pesan untuk melakukan perubahan sudah disampaikan dan dipahami oleh orang-orang dalam perusahaan, maka mereka akan segera melaksanakannya. Kenyataan yang terjadi lebih sering bahwa mereka kemudian hanya mencoba beberapa saat untuk kemudian kembali kepada pola lama yang sudah nyaman buat mereka.

Proses perubahan membutuhkan keterlibatan dari seluruh tingkatan dalam perusahaan sehingga seorang pimpinan harus memastikan bahwa pesan yang sama tentang perubahan dan akibatnya apabila tidak dilaksanakan akan terkomunikasikan secara berjenjang ke bawah sehingga dalam proses awal ini, pimpinan harus menyediakan waktunya untuk terlibat secara langsung dan tidak akan berhenti untuk sesering mungkin berinteraksi secara langsung di berbagai kesempatan dengan para pelaksana sebelum proses perubahan yang diperlukan mulai dilaksanakan dan langkah ketiga yang menjadi inti dari proses perubahan adalah terpetakannya berbagai perubahan yang dibutuhkan dalam standar operasional yang baru atau disesuaikan dan juga dalam indikator penting kinerja (KPI) serta ada dalam Job Description yang disesuaikan dari setiap karyawan.

Begitu proses perubahan dimulai, pimpinan harus dari minggu ke minggu menelaah perkembangan yang terjadi dengan membandingkannya dengan berbagai ukuran yang telah ditetapkan dalam indikator penilaian kinerja (KPI) dan berbagai perubahan yang diperlukan dalam standar operasional prosedur.


Sebagai tambahan tentang faktor yang sering kali terlewatkan padahal sangat penting diperhatikan adalah mengenai alasan mengapa orang-orang resisten terhadap perubahan walaupun mereka mengerti bahwa perubahan diperlukan dan tidak terelakkan adalah karena mereka tidak mengetahui dengan pasti dampak dari perubahan yang akan dilakukan terhadap diri mereka sehingga menimbulkan kekuatiran akan masa depan mereka

Agar perubahan dapat berlangsung lancar dan sukses, para pimpinan divisi dan/atau departemen dan terutama pimpinan tertinggi mesti dapat meyakinkan para karyawan bahwa mereka bukanlah pihak yang menjadi korban tetapi mereka adalah pihak yang akan turut menyelamatkan perusahaan bila mereka turut secara aktif atau bahkan proaktif dalam setiap perubahan yang diperlukan.