Thursday, July 31, 2014

M E N T O R




Banyak orang melakukan dengan baik berbagai upaya untuk membuat kehidupan personal dan bisnisnya mampu lepas landas dengan baik dan meraih kesuksesan, namun tidak mampu mendaratkannya dengan aman.

Bila kita mempergunakan langkah-langkah dalam menerbangkan sebuah pesawat terbang sebagai analogi, maka saat lepas landas dan saat pendaratan merupakan dua momen yang sangat krusial serta membutuhkan presisi yang tinggi.

Kemampuan untuk dapat mendaratkan dengan aman dalam kehidupan personal dan bisnis,  suatu kemampuan untuk mengakhiri dengan baik memang sangat penting untuk dapat dimiliki.

Bill George, mantan CEO Medtronic, sebuah perusahaan terkemuka dalam bidang teknologi medis, yang berbasis di Minneapolls, Minnesota, Amerika Serikat, bukan saja berhasil sebagai pilot dalam membuat perusahaan lepas landas dan menerbangkannya dengan baik tetapi juga berhasil melakukan pendaratan dengan sangat baik karena sangat berperan dalam suksesi kepemimpinan eksekutif  perusahaan dari dirinya kepada Arthur D. Collins, Jr.

George memiliki prinsip bahwa seorang pemimpin mesti mampu menciptakan pemimpin-pemimpin. George mengatakan "Saya sungguh menyadari bahwa setiap CEO memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan seorang penerus yang bukan saja hanya mampu menjadi penggantinya, namun juga memiliki kemampuan untuk dapat membawa perusahaan ke tingkat sukses lebih tinggi."

George mengatakan bahwa sejak saat pertama kali berjumpa dia merasa yakin bahwa Arthur adalah orang yang tepat untuk menjadi penggantinya pada suatu hari nanti. George kemudian merekomendasikan Arthur kepada Board sebagai kandidat CEO karena menurut penilaiannya memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memimpin perusahaan dengan baik.

George selain dalam hubungan pribadi, selaku CEO dalam hubungan profesional telah menjadikan dirinya sebagai mentor selama hampir satu dekade bagi Arthur yang pada waktu itu menjabat sebagai COO.

Arthur mengatakan bahwa sesungguhnya George sudah mulai memikirkan dan mempersiapkan transisi kepemimpinan ini sejak sembilan tahun sebelum dirinya ditetapkan menjadi CEO.

Bill George dalam kapasitasnya sebagai CEO menyadari untuk menginvestasikan waktunya pada sesuatu yang lebih panjang dari masa kepemimpinannya dalam perusahaan untuk dapat meninggalkan sebuah legacysesuatu yang dapat diwariskan pada pemimpin-pemimpin berikutnya


George juga sangat memahami apapun yang menjadi fokus dan orientasi dari para pemimpin akan menentukan arah organisasi sehingga di menekankan perlunya perusahaan kembali fokus pada nilai-nilai yang tak lekang oleh waktu dengan fokus utama pada misi perusahaan, kepuasan pelanggan, dan pengembangan karyawan.

 

Wednesday, July 30, 2014

W-A-K-T-U



Pada setiap detik yang berlalu, secara sadar atau tidak kita terus menerus MENUKARKAN WAKTU KITA dengan SESUATU YANG KITA LAKUKAN atau dengan TIDAK MELAKUKAN SESUATU.


3 hal yang bisa kita lakukan terhadap waktu yang tersedia yaitu MENGGUNAKAN, MENYIA-NYIAKAN, atau MENGINVESTASIKAN waktu tersebut. 


Yang perlu untuk selalu kita ingat bahwa tidak seperti halnya uang atau bentuk kepemilikan lainnya yang masih bisa didapatkan atau dipergunakan kembali, WAKTU YANG TELAH DILEWATI TIDAK AKAN PERNAH BISA DIDAPATKAN KEMBALI — dan hanya tinggal waktu tersisa yang tersedia bagi kita yang tidak seorangpun dari kita akan dapat mengetahui seberapa lama lagi waktu yang akan dapat kita lewati dengan pilihan untuk MENGGUNAKAN atau MENYIA-NYIAKAN atau MENGINVESTASIKAN waktu tersebut.

Tuesday, July 29, 2014

KEHIDUPAN BERMAKNA




Pilih Meraih Kesuksesan
atau Kehidupan Bermakna
atau berusaha meraih keduanya ?


Hampir semua orang memulai segalanya dari nol dan menjalani tiga tahapan dalam kehidupan mereka. Tahap pertama adalah bekerja keras dan berjuang untuk mencapai stabilitas. Setelah stabilitas tercapai biasanya pada tahapan berikutnya setiap orang akan berusaha untuk meraih kesuksesan yang umumnya berupa kemapanan finansial, kekuasaan, dan status sosial yang tinggi dalam masyarakat. Mereka yang telah mencapai puncak kesuksesan tersebut kemudian mendapati suatu fakta: kesuksesan memang dapat memberi kesenangan, namun tidak dapat memberikan kepuasan karena pada hakekatnya semua yang tidak memberikan makna akan mengarah pada kebosanan.

Umumnya sebagian besar dari kita menghabiskan paruh pertama dari waktu hidup kita untuk mengejar kesuksesan dan tentu lumrah untuk merasa berbahagia ketika kita bisa mencapai puncak kesuksesan namun sesungguhnya hidup akan terasa bermakna manakala kita merasakan kebahagiaan karena dapat membantu orang lain mencapai puncak kesuksesan.


Setelah dua tahap pertama ada tahap ketiga atau tahapan terakhir dimana orang-orang menyadari bahwa kesuksesan belum tentu berarti kebahagiaan sehingga mereka berusaha memiliki hidup yang bermakna.


Menjelang akhir paruh pertama dari hidup barulah kebanyakan dari kita menyadari bahwa kita telah mengupayakan dengan segala daya untuk mendapatkan  berbagai hal yang ternyata kemudian kita sadari bukanlah merupakan hal-hal yang memberikan makna bagi hidup kita. Namun ketika tumbuh kesadaran akan pentingnya memiliki hidup yang bermakna, sayangnya tidak banyak orang yang mampu untuk mengupayakannya dengan baik pada tahap ketiga ini.

Semua orang akan tiba pada tahap ketiga dimana mereka mulai menginginkan kehidupan yang bermakna — dan tahapan ini biasanya diawali dengan adanya sebuah "moment of truth" yaitu sebuah kejadian yang menguji dan mungkin saja menjungkirbalikkan nilai-nilai tentang hidup yang selama ini telah biasa dijalani.

Bagi sebagian besar orang, saat tersebut menjadi awal dari sebuah krisis paruh baya dan untuk sebagian lainnya, saat tersebut dapat saja terjadi bahkan ketika mereka telah mencapai puncak kesuksesan karena ternyata mereka merasa tidak menemukan apa-apa di sana setelah sampai di puncak kesuksesan.

Moment of truth juga bisa muncul ketika mengalami kejadian tragis — atau melihat orang-orang lain mengalami tragedi. Peristiwa tragis runtuhnya 2 menara World Trade Center di New York pada September 2001, telah membuat banyak orang ingin hidup mereka lebih memiliki makna, dan mendorong mereka untuk sungguh-sungguh melihat kembali tujuan-tujuan hidup yang mereka miliki.

Bagi anda yang saat ini belum mencapai usia paruh baya, bisa mulai lebih awal mempersiapkan diri anda karena dapat dipastikan kenyataan tersebut juga relevan bagi anda. Adalah Michael Josephson yang pernah menjadi profesor ilmu hukum termuda di Amerika Serikat dan menjadi jutawan sebelum berusia 40 tahun namun ketika berusia 59 tahun mengatakan “Memiliki kehidupan yang bermakna itu jauh Iebih penting daripada diingat orang sebagai orang yang penting.”

Mencapai kesuksesan bukanlah sesuatu yang salah namun bila kita hanya mengejar kesuksesan, pada akhirnya kita akan merasakan bahwa ada sesuatu yang tetap belum terpuaskan meskipun kita telah berada di puncak kesuksesan.

Sesungguhnya tahap kedua dan ketiga merupakan sebuah kesempatan bagi kita untuk melakukan revitalisasi tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang sudah anda buat.  Dari hanya menjadi seseorang yang berfokus pada mengejar kesuksesan menjadi pribadi yang menginginkan kehidupan yang sukses dan pada saat yang bersamaan juga bermakna.

Sangat banyak dari orang-orang yang mencapai puncak kesuksesan, ketika mereka mendapatkan banyak hal berharga namun hidup dengan kebingungan dan bahkan kepanikan karena pada saat bersamaan juga merasa kehilangan banyak hal yang sesungguhnya memang jauh lebih berharga dalam kehidupan mereka seperti misalnya terjadi keretakan dalam keluarga, kesehatan yang memburuk karena penyakit fisik maupun kejiwaan, dan hubungan sosial yang rusak.

Perjalanan dalam menemukan kehidupan yang bermakna tidak akan sama untuk setiap orang. Ada mereka yang mesti melalui proses yang panjang, tetapi ada pula yang terjadi begitu cepat.

Kita selalu memiliki kesempatan untuk menetapkan ulang visi yang paling berharga untuk diraih dan bukan hanya melakukan seleksi antara yang baik dan yang buruk, melainkan memilih yang terbaik di antara yang terbaik.

Ada peribahasa mengatakan bahwa untuk mendapatkan jawaban yang tepat perlu mengajukan pertanyaan yang tepat. Ajukan kepada diri kita beberapa pertanyaan berikut ini:

Sudahkah saya menentukan hal-hal yang terpenting dalam hidup?

Bila sudah, apakah saya saat ini sudah mendapatkan hal-hal tersebut atau paling tidak saya sedang melakukan langkah-langkah untuk merealisasikannya?

Apakah saya mencapai kepuasan dalam hidup?

Apakah saya mengupayakan sesuatu yang berdampak pada beberapa generasi setelah saya?


Tidak mudah untuk memberikan jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan introspeksi tersebut di atas atau bahkan untuk berani mengajukannya kepada diri sendiri dan ada pertanyaan-pertanyaan yang lebih sulit dijawab baik oleh mereka yang telah sukses maupun yang belum atau tidak sukses, ketika mereka berada pada usia paruh baya:

Hanya seperti inikah hidup saya?

Sia-siakah apa yang telah saya jalani selama ini?

Hal-hal apa atau langkah-langkah apa yang bisa membuat hidup saya lebih berarti?


Vera Wang, seorang perancang mode pakaian wanita yang di usia muda telah berhasil dengan sukses menciptakan rancangan-rancangan yang  menduduki tempat terhormat dalam segmen pasar pakaian mewah dan pakaian hasil rancangannya sangat diminati oleh para selebritis papan atas seperti Mariah Carey dan Victoria Beckham, tidak pernah sepenuhnya puas dengan semua kesuksesan yang telah dia raih yang telah menjadikan dirinya terkenal di seluruh dunia sebagai perancang kenamaan. Dia mengatakan “saya tidak pernah terpikir bahwa saya sudah menjadi begitu sukses. Dalam pikiran saya, dalam segala hal yang sudah saya perbuat, saya belum pernah sangat berhasil. Tetapi saya selalu mampu membuang semua rasa kecewa yang muncul. Kesuksesan bukanlah hasil akhir, kesuksesan adalah tentang hal-hal yang telah anda pelajari sepanjang perjalanan.”

Perjalanan menuju hidup yang bermakna dapat anda mulai saat ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang penting untuk dapat anda realisasikan dalam hidup.

Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan tanpa makna dan demikian banyak orang pada usia paruh baya baru menyadari bahwa menjalani hidup ternyata tidak cukup hanya dengan melakukan segala hal dengan benar, tetapi dengan menyadari pentingnya melakukan hal-hal yang benar  melalui perubahan sikap, perubahan cara pikir dan cara pandang terhadap karier, bisnis, dan hidup kita.