Saturday, August 27, 2011

WAKTU DAN TEMAN-TEMAN





Pagi ini penulis menerima kiriman sebuah tulisan menarik tentang betapa pentingnya waktu. Setiap dari kita memang diberikan jumlah waktu yang sama setiap harinya. Ada 86.400 detik setiap hari. Tulisan tersebut juga berisi uraian berbagai satuan waktu mulai dari setahun, sebulan, seminggu, sehari, satu jam, satu menit, satu detik hingga bahkan satu mili detik. Hitungan waktu dalam ukuran mili detik sangat menentukan bagi para atlit lari pada saat perlombaan lari dimana perbedaan dalam mili detik tersebut akan sangat menentukan.  Waktu memang merupakan unsur terpenting bagi kehidupan seorang manusia karena tanpa waktu semua harta apapun yang paling bernilaipun tidak akan dapat dinikmati. Apakah memiliki waktu saja sudah cukup?
Beberapa hari yang lalu dalam sebuah sharing oleh seorang dokter yang sudah berusia 67 tahun namun masih terlihat sangat jauh lebih muda dibandingkan usianya, ada seorang hadirin yang ketika ditanyakan apa pendapatnya mengenai  tetap cantik dan sehat hingga berusia 120 tahun memberikan jawaban bahwa dia tentu saja ingin tetap cantik dan sehat namun dia tidak ingin hidup hingga 120 tahun karena kemungkinan besar teman-temannya sudah tidak bersamanya lagi.
Dalam kehidupan kita diperlukan keseimbangan dalam mengatur waktu untuk mencapai tujuan-tujuan kita di 6 aspek kehidupan (The Wheel of Life by Paul J. Meyer) yaitu Family & Home, Mental & Educational, Physical & Health, Social & Cultural, Financial & Career dan Spiritual & Ethical. Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan dalam seluruh keenam aspek kehidupan tersebut tentu akan diperlukan perencanaan waktu yang baik. Dalam aspek sosial, memiliki teman-teman memiliki arti penting dan sebagian dari teman-teman kita mungkin saja akan menjadi bagian dari keluarga dalam kehidupan kita. True friends will always be there for each other through good times and bad. True friends are one of the most valuable gifts we could ever have.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi sebuah bahan renungan buat kita semua mengenai arti pentingnya memiliki teman-teman dan handai taulan dalam menjalani waktu hidup kita. Dalam kesempatan ini penulis dan keluarga ingin menyampaikan Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1432 H, Minal Aidin Wal Faidzin - mohon maaf lahir dan batin.

Sunday, August 21, 2011

Our Brands as Profit Generators

I was visiting a funeral house to express my sympathy and condolences to the family of one ex-colleague of a company that we both had worked before. In a discussion with a handful of ex-colleagues of the same company, among several topics we talked about the importance of branding even for a funeral services business.
Many companies these days still too focus on tangible assets rather than capitalizing on intangible assets such as their brands, network of customers, reputation and human capital.
Branding indeed enhances shareholder value as it contributes to the top and bottom line of the company. Google for instance is estimated worth US$114 billion. Apple is worth US$83 billion. Coca-Cola is another example with an estimated US$68 billion worth. A multinational where I spent slightly more than 8 years in the mid 1990s was also one that really understood the importance of branding and formulate it in its business growth strategy.
Brands should no longer be considered as just names in advertising campaigns or on the shelves in the stores. Branding is not only about fancy ideas or giving names to differentiate our products with those similar products marketed by other companies. Branding is activities that must be practiced by all functions in the company. We sure all agree that customer is the most critical component as their choices will determine the success or failure of the brand, the company. It is not only the marketing team but everyone in the company must be properly aligned with the branding messages and values. Employees in all functions must be well-informed about the significance of branding and how the right branding would affect functions in the company. Employees must have the understanding of their strategic contribution through the participation in various branding activities.
It is therefore very important that a brand or brands are brought to life within the company as employees are the ambasadors of the brands to the outside world, the customers. Branding activities should no longer be considered as the responsibilities of the marketing function. The overall strategy of the company must be aligned with the branding strategies so the Chief Executive and the senior management team must indeed take lead in the development of the brand strategy and managing its implementation.

Tuesday, August 16, 2011

Hidup Dengan Stress Adalah Suatu Pilihan


Apakah kita masih membawa pekerjaan kita pada saat berlibur atau kita sering memikirkan untuk bisa berlibur ketika bekerja? Kita semua pasti ingin memiliki hidup yang sukses dan bahagia. Ada beberapa hal dalam hidup dimana kita tidak seharusnya pernah kompromikan. Kesehatan adalah pasti salah satu dari hal-hal tersebut. Kesehatan sangat diperlukan untuk dapat mencapai kesuksesan. Namun beban pekerjaan yang seperti tidak ada habis-habisnya seringkali menyebabkan kita mengalami tekanan psikologis yang disebut stress.
Stress seperti kita sering dengar adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kesehatan kita menurun dan bahkan membuat kita sakit. Apakah stress dan sukses seperti dua sisi mata uang? Apakah stress diperlukan untuk menjadikan kita sukses atau justeru sebaliknya kesuksesan yang menyebabkan kita mengalami stress? Kehidupan yang kita jalani ini terbentuk dari pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan yang kita buat dari waktu ke waktu yang kemudian menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang kita lakukan. Apakah kita sudah menyadari bahwa stress adalah suatu pilihan?
Kita kerap bergegas dalam kehidupan harian kita dari satu tempat ke tempat lainnya dalam upaya kita untuk mencapai hal-hal yang ingin kita raih baik itu dalam kegiatan usaha dan/atau kehidupan pribadi kita. Sering kali kita merasa kurang memiliki waktu untuk dapat mengerjakan semua hal yang ingin diselesaikan. Sering kali kita sibuk dengan apa-apa yang kita kerjakan tetapi tidak menghasilkan seperti yang ingin kita dapatkan walaupun kita telah menuliskan sasaran-sasaran dan rencana-rencana. Tanpa sadar kita sendiri yang telah  menciptakan kekacauan dalam kehidupan kita dengan mencoba menuliskan daftar panjang berisikan semua sasaran-sasaran yang ingin kita capai sehingga alih-alih mencapai sukses malahan stress yang didapatkan. Apakah dengan demikian kita tidak perlu membuat sasaran-sasaran dan rencana-rencana lalu menjalani hidup apa adanya mengalir saja?
Memiliki daftar panjang berisikan hal-hal yang ingin dilakukan serta keinginan-keinginan yang ingin kita capai tidaklah salah. Banyak orang-orang mencapai kesuksesan dengan cara demikian. Jadi apa yang salah dalam hal ini? Apakah kita menyadari bahwa kita sendiri yang menciptakan alur kehidupan yang dijalani?
Kita semua akan sepakat bahwa hidup sukses bukanlah merupakan suatu pilihan karena untuk itulah kita hidup, namun hidup dengan stress adalah suatu pilihan.  Kita perlu untuk melihat dan menata kembali prioritas dalam hidup kita. Apabila saat ini kita merasakan adanya stress, maka yang harus kita lakukan adalah memperlambat tempo bukannya justeru berusaha meningkatkannya untuk mencoba melakukan semua kegiatan-kegiatan yang tertunda atau belum terselesaikan sehingga akhirnya malahan menambah ketegangan dalam hidup kita. Apabila kita analogikan fragmen-fragmen kehidupan kita ini seperti sebuah perlombaan mobil atau motor dimana akan ada tikungan-tikungan selain jalur-jalur lurus yang akan kita tempuh, maka sesaat sebelum memasuki setiap tikungan memang kita perlu sudah memperlambat kecepatan sebelum kemudian meningkatkan kembali kecepatan kita ketika kembali berada di jalur yang lurus. Apabila memang diperlukan kita bahkan dapat memilih untuk berhenti sejenak di pit untuk melihat kondisi kendaraan kita agar dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Banyak terjadi kesalahan ketika dalam proses ini yaitu kita terlalu banyak mempergunakan waktu untuk melihat ke belakang dan memikirkan apa yang telah terjadi  padahal seharusnya kita perlu lebih banyak menggunakan waktu tersebut  untuk mempersiapkan kondisi kita dan mengantisipasi keadaan di depan. Seringkali kita berpikir salah bahwa perlambatan tersebut dapat mengakibatkan turunnya produktivitas kerja kita. Secara keseluruhan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan kita bahkan dapat meningkat apabila kita mempergunakan waktu tersebut dengan misalnya melakukan evaluasi untuk memilih metode dan/atau alat bantu lain yang akan kita pergunakan  atau bahkan dengan hanya memastikan bahwa alat-alat yang sedang kita pergunakan dalam upaya melaksanakan rencana-rencana kita ada dalam kondisi prima seperti misalnya seorang tukang kayu yang berpengalaman akan dari waktu ke waktu berhenti sejenak untuk mengasah mata gergaji yang dipergunakan.
Ingatkan diri kita manakala rencana-rencana dalam seluruh aspek kehidupan yang kita jalani mulai menekan dan mengejar kita bahwa stress adalah suatu pilihan sehingga kita dapat memilih untuk tidak stress. Tetaplah pelihara rasa humor karena dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan semangat serta optimisme yang akan memberikan keyakinan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran kita.