Sunday, May 13, 2012

BARU


Pada acara Charter Night Lions Club Jakarta Selatan Tulip, Ibu Sylvia Agung Laksono dalam sambutannya sebagai Anggota Kehormatan Club menyampaikan kegembiraannya atas terbentuknya Club baru tersebut. Beliau juga mengatakan bahwa bergabung ke dalam Lions Clubs dan juga hadir dalam acara tersebut adalah sesuatu yang baru baginya walaupun beliau sudah seringkali mendengar tentang kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Lions Clubs di Indonesia.

Hampir setiap orang pasti merasakan senang mendapatkan sesuatu yang baru seperti rumah baru, mobil baru, pekerjaan baru, teman-teman serta suasana yang baru. Mempergunakan sesuatu yang baru berarti meninggalkan yang lama. Namun demikian ada sangat banyak orang yang enggan meninggalkan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan lama. Bahkan ketika mereka sebenarnya sudah menyadari ketertinggalan dan kemunduran prestasi mereka dan bahwa sudah saatnya mereka mencoba membentuk kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara baru. Mengapa demikian?

Banyak orang memilih untuk tidak mengikuti perubahan dan melakukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang telah sekian lama mereka lakukan karena kuatir akan mengalami kegagalan bila mencoba cara-cara baru. Dengan adanya perubahan yang sangat cepat dewasa ini, terutama karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, terus melakukan  kegiatan dengan cara yang sama, baik dalam pekerjaan, usaha maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, dapat berakibat ketertinggalan dan bukan tidak mungkin bahkan berakibat kegagalan.

Diperlukan cara berpikir dan bekerja yang diperbaharui walaupun tujuan mungkin saja masih tetap sama. Atau bahkan dalam beberapa kasus mungkin saja diperlukan rencana-rencana baru. Sangat diperlukan sikap mental yang siap mengubah kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini maupun masa depan. Pola pikir baru, rencana-rencana baru seperti misalnya untuk mendapatkan para pelanggan baru, ceruk pasar yang baru, teritori-teritori baru dan bahkan mitra-mitra usaha yang baru akan dapat memberikan kesempatan berkembang yang jauh lebih besar. Dan tentu akan diperlukan penyesuaian dari kebiasaan-kebiasaan kerja yang lama agar dapat merealisasikan dengan baik hubungan-hubungan baru tersebut.

Untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru atau ceruk pasar yang baru memang akan dapat menimbulkan ketidakpastian, dan mungkin juga resiko. Sesuatu yang baru memang tidak akan nampak dengan jelas pada awalnya. Namun demikian siapa yang bisa memberikan garansi masa depan? Siapa yang dapat memprediksi dengan tepat dan memastikan masa depan?

Dalam menyusun perencanaan seringkali fokus lebih banyak diberikan pada peningkatan kinerja namun kurang memperhatikan pentingnya melihat kepada kemungkinan penggunaan cara-cara baru. Memperbaharui diri untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi adalah sebuah langkah antisipasi dan untuk melatih diri sehingga memiliki kemampuan bangkit kembali manakala mengalami masalah. Bukan menganggap remeh ketidakpastian yang mungkin terjadi namun sudah selayaknya kita fokus pada cara-cara mendapatkan solusi manakala kita memilih untuk menghadapi perubahan. Plan of Action yang sering kali lebih banyak merupakan pengulangan cara-cara lama mesti diubah dengan memasukkan langkah-langkah kreatif dan inovatif.

Keputusan untuk melakukan perubahan kebiasaan diri sendiri memang akan tergantung pada tingkat kematangan emosi. Emosi sangat banyak dipengaruhi oleh kondisi masa lalu. Apabila seseorang sering mengalami situasi di masa lalu dimana dia mendapat banyak kritikan yang bernada negatif atas apa yang dia lakukan, bisa saja akan mempengaruhi sikap dan pola pikir yang dia miliki. Namun demikian kita dapat mempergunakan teknik visualisasi untuk mengubah keadaan tersebut. Kita dapat memvisualisasikan semua kekuatiran yang ada karena negative past conditioning tersebut seperti sekumpulan balon, lalu kita lepaskan benang-benang dari genggaman tangan kita sehingga seperti balon-balon tersebut yang akan terbang ke angkasa, demikian pula kekuatiran-kekuatiran yang ada dalam pikiran kita akan lenyap.

Dengan tidak adanya kekuatiran-kekuatiran dalam pikiran kita sehingga kita dapat fokus mempergunakan waktu kita untuk semua hal-hal baru dan kebiasaan-kebiasaan baru, maka produktivitas diri kita akan dapat meningkat dengan pesat.

Dengan menggunakan analogi sederhana sebuah lampu minyak dimana dengan mengisi sumber energi berupa minyak kita hanya memastikan bahwa lampu akan dapat terus menyala namun sumbu pasti akan semakin lama semakin pendek. Demikian pula dengan diri kita, untuk memastikan bahwa kita dapat terus beraktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah kita tetapkan, nutrisi dan istirahat yang cukup memang dapat memenuhi kebutuhan akan energi namun diperlukan pemikiran untuk senantiasa memulai atau mencari cara-cara baru yang lebih efisien dan pada saat yang bersamaan mengubah diri kita untuk terus tumbuh dan menjadi baru serta semakin berkualitas dari waktu ke waktu.

Selamat mempersiapkan diri dengan mulai menyusun kembali goal-goal dan rencana-rencana untuk bertindak, dan lebih meneguhkan hasrat-keyakinan-determinasi sehingga akan selalu menjadi baru di setiap hari yang baru!

Wednesday, May 9, 2012

55? RETIRE?


In the formal sector of the business world, 55 years old is the  mandatory retirement age for almost all companies. Some companies even have programs for helping their aging employees in preparing their personal life after they retired.

But for those of you who are now approaching 55 or maybe for those who have just turned 50, what do you think about retirement?

Many people in the 55 to 60 age bracket are actually still in their peak productive period. Some of them treated this commonly called ‘golden period’ as the timing to be the best they could. Especially for those leaders in their family own businesses, there is no such retirement and they can continue as long as they wish. Most of them indeed continue striving for excellence in their fields of interests. They think that they must finish the ‘journey of the thousand miles that they have started with the single step. Sure that they still have the energy and also the passion for achieving the best possible  thanks to their desire and determination.

However, is it wise to pursue such a route to excellence?

Was this attitude also contribute to the failure in many family own businesses to have proper succession?

Experience, lessons learnt, and more importantly the wisdom gained over the years is actually what so valuable from people that have excelled in what they do.

Step down? Not really but many successful people that are still productive in their 70s have eventually slowed down and stepped aside when they were in their 50s. They adjusted their life and generate plan of action using those experiences and wisdom they have. They did not retire but they were not doing the same thing that they have been doing for years. They were instead sharing their experiences and wisdom. They were preparing their successors and they went through the REFIRE!! by learning new things.

I was having a face to face meeting with the Executive Director of one of the conglomerates in Indonesia earlier this week. In fact, they have succession planning as one of their top priorities when I asked him about the challenges faced by the business.

For all the employees and professionals, retirement will be something that will come eventually but remember to REFIRE before retire.

Tuesday, May 8, 2012

Be Thankful


Be thankful to those people who have supported or helped you is indeed appropriate.

But has this thought ever crossed your mind - that all those successes you have achieved so far were actually because of some people you met in your life journey have let you down, neglected, abandoned, belittled or even made your life more complicated and difficult?

You really need to also thank those people who have done those things to you because without the difficulties you've experienced as the result of the actions of those people that forge you, maybe you have not been as successful as you are.


Mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu atau menolong anda memang sudah sepantasnya dilakukan.
Namun pernahkah anda terpikir bahwa ada banyak kesuksesan yang anda raih justeru karena anda pernah dikecewakan, diacuhkan, ditinggalkan, diremehkan atau bahkan dipersulit oleh orang-orang tertentu yang anda temui dalam perjalanan hidup anda?
Anda sesungguhnya perlu juga berterima kasih pada orang-orang yang telah melakukan hal-hal tersebut karena tanpa kesulitan-kesulitan yang anda pernah alami karena tindakan-tindakan mereka yang menempa anda, mungkin saja anda belum meraih kesuksesan seperti sekarang.