Wednesday, May 8, 2013

MENDENGARKAN




Ada peribahasa yang mengatakan bahwa diam adalah emas atau silence is golden.  Petinju legendaris Muhammad Ali yang terkenal dengan julukan si mulut besar bahkan mengatakan bahwa silence is golden when you can’t think of a good answer.”  

Diam dalam peribahasa tersebut bisa memiliki beragam arti misalnya dengan diam ketika anda tidak memahami apa yang disampaikan akan dapat menyelamatkan posisi anda dibandingkan menjawab secara sembarang.

Diam dan mendengarkan adalah salah satu keterampilan dalam berkomunikasi yang sangat penting namun sering kali kita cenderung lebih senang didengarkan daripada mendengarkan sehingga komunikasi lebih merupakan sebuah proses satu arah.


Salah satu tantangan dalam mendengarkan adalah bahwa  otak kita memang mampu berpikir jauh lebih cepat dibandingkan kemampuan seseorang untuk menyampaikan pemikiran secara verbal. Orang pada umumnya dapat menyampaikan secara verbal dengan baik dengan kecepatan bicara kurang lebih sekitar 125 kata per menit atau bahkan kecepatan akan perlu dikurangi untuk penyampaian informasi yang penting atau rumit. Pada saat bersamaan otak kita  dapat dengan mudah berpikir dengan kecepatan antara 400 hingga 600 kata per menit. Sehingga dengan adanya perbedaan kecepatan tersebut akan dengan mudah otak kita berpikir tentang hal-hal lain di luar topik yang sedang disampaikan oleh seseorang yang berbicara baik secara langsung kepada kita atau secara tidak langsung ketika misalnya kita menghadiri sebuah seminar.

Untuk dapat tetap terfokus pada materi yang disampaikan oleh seseorang yang sedang berbicara kepada anda, pergunakan “waktu ekstra” yang ada akibat selisih kecepatan tersebut untuk mengatur apa yang anda sudah dengar, dan cara yang paling efektif adalah dengan selalu membuat catatan ketika mendengarkan sehingga secara tidak langsung kita mempergunakan 2 indera yaitu telinga dan mata secara aktif selain juga selisih waktu tersebut akan dipergunakan oleh otak ketika anda menulis catatan. Dengan cara ini pula anda akan mendengarkan secara aktif (active listening).

Dengan membuat catatan selain dapat membuat kita fokus pada materi yang disampaikan, catatan tersebut akan dapat membantu kita untuk lebih memahami pembicaraan serta dapat dipergunakan sebagai referensi di kemudian hari manakala diperlukan. Catatan mungkin hanya berupa coretan gambar atau tulisan singkat dari sejumlah ide dan/atau pertanyaan yang “muncul sesaat” ketika anda mendengarkan pembicara menyampaikan materi. 


Menurut penelitian yang dilakukan oleh William J. Tobin, sebuah ide yang diberikan kepada 100 orang, tanpa adanya catatan maka apa yang terjadi dengan ide tersebut statistiknya adalah sebagai berikut: 
  • setelah 24 jam, 25 orang sudah melupakan
  • setelah 48 jam, 50 orang sudah melupakan
  • setelah   4 hari, 85 orang sudah melupakan
  • setelah 16 hari, 98 orang sudah melupakan

Jadi kemungkinan besar dalam beberapa waktu anda juga sudah akan lupa pada ide-ide bagus yang muncul ketika mendengarkan. Bila anda mendengarkan dan membuat catatan tentang ide-ide tersebut, maka akan dapat membantu anda untuk mencari kembali catatan tersebut pada saat dibutuhkan.


Tantangan lain dalam hal mendengarkan adalah kemungkinan adanya pola pikir yang anda miliki sehingga sangat mudah bagi anda melakukan kesalahan yaitu dengan mendengarkan secara selektif  dimana anda secara tanpa disadari hanya mendengarkan apa yang menyenangkan bagi anda atau bagian-bagian dari materi yang disampaikan yang sesuai dengan ide-ide yang sudah anda miliki. Dengarkan materi yang disampaikan dengan pikiran terbuka untuk seluruh bagian dari pesan yang disampaikan. Anda tentu tetap dapat memiliki pandangan dan/atau pendapat sendiri dan untuk hal-hal yang berbeda tersebut dapat anda catat sehingga selain bisa anda tanyakan kepada pembicara pada saat sesi tanya jawab atau dapat pula anda pergunakan untuk bahan analisa dan/atau referensi sehingga dapat memperkaya khasanah pengetahuan anda.


Mendengarkan selain dengan seksama menyimak kalimat-kalimat yang disampaikan, anda juga perlu memperhatikan apa yang tidak terucapkan tetapi nampak dari bahasa tubuh, emosi dan berbagai sikap lainnya dari orang yang berbicara kepada anda. 


Hindari setiap kecenderungan untuk bereaksi secara berlebihan ketika mendengarkan seperti membuat sanggahan-sanggahan atau bahkan kehilangan kendali emosi, terutama sebelum anda selesai mendengarkan seluruh pesan yang disampaikan.


Kendalikan juga perilaku non-verbal ketika mendengarkan yang mungkin dapat menyebabkan orang lain berpikir bahwa anda tidak mendengarkan.

No comments: