Dalam sebuah perbincangan
singkat sambil menunggu bis, salah seorang peserta perjalanan wisata mengatakan bahwa
ada anggapan orang-orang yang biasa-biasa saja hidup lebih bahagia dibandingkan
orang-orang yang memiliki tingkat intelegensia tinggi. Apakah memang demikian
adanya bahwa orang-orang yang memiliki kemampuan diatas rata-rata akan lebih
tidak bahagia hidup mereka dibandingkan dengan orang-orang yang memlliki
kemampuan biasa-biasa saja?
Mereka yang memilih hidup
mengikuti arus dan tidak mencoba untuk menggunakan seluruh potensi dalam diri mereka
sering mengambil sikap untuk tidak ambil pusing akan persoalan-persoalan.
Mereka terlihat lebih menikmati hidup dibandingkan orang-orang yang mengetahui
lebih banyak persoalan seperti ledakan populasi, pemanasan global dan lain
sebagainya yang dihadapi dunia saat ini
Mungkin saja orang-orang
dapat beranggapan bahwa orang-orang yang banyak belajar untuk mendapatkan
pengetahuan lebih tidak bahagia dibandingkan dengan orang-orang yang memilih
untuk hidup biasa-biasa saja untuk dapat lebih menikmati hidup. Namun secara
ilmiah belum ada pembuktian tentang korelasi antara tingkat intelegensi dengan
kebahagiaan.
Seringkali kita mendengar orang-orang mengatakan “saya tidak bahagia karena memiliki orang-tua yang tidak peduli kepada anak-anaknya” atau “saya tidak bisa bahagia karena memiliki pekerjaan yang tidak saya sukai” dan berbagai alasan lainnya untuk mengatakan mengapa mereka tidak berbahagia.
Kenyataannya adalah bahwa
untuk mendapatkan rasa bahagia yang sejati memang diperlukan upaya, tanpa
melihat pada faktor-faktor seperti kepandaian maupun kondisi-kondisi lainnya.
Kebahagiaan mesti diupayakan.
Diperlukan paling tidak dua
hal untuk menjadi bahagia yaitu adanya tujuan dan kesenangan. Dan berbicara
mengenai tujuan, kita perlu mengetahui mengenai kemajuan dalam meraih
sasaran-sasaran penting yang sudah ditetapkan sebelumnya tersebut. Selain itu
yang sama pentingnya adalah bahwa kita perlu menyadari pentingnya kehidupan
kita saat sekarang.
Kedua hal ini sangat penting
untuk dipahami. Tidak bisa hanya memiliki sasaran-sasaran yang ingin dicapai
pada masa mendatang atau hanya memikirkan apa yang dijalani saat sekarang. Bisa
saja kita memiliki sasaran-sasaran semisal dalam hal sosial berpartisipasi
membantu masyarakat yang kurang mampu, namun dalam melaksanakan langkah-langkah
untuk mencapai sasaran tersebut harus dipastikan bahwa kita sungguh merasa
senang melakukannya. Tanpa hal tersebut, kita kemungkinan besar tidak akan
merasa bahagia.
Contoh yang lain adalah banyak
orang juga untuk menjaga kesehatan tubuh mereka, mencoba melakukan beragam
olahraga secara teratur serta menkonsumsi berbagai multi-vitamin untuk
mendapatkan kebugaran dan kesehatan yang mereka inginkan. Namun demikian tanpa tujuan mengapa mereka
menginginkan kesehatan, setelah sekian waktu berjalan banyak orang yang sudah
melakukan hal tersebut akhirnya tidak merasakan kebahagiaan.
Banyak orang kerap berpikir
bahwa kebahagiaan akan tergantung pada dua kata yaitu “JIKA:MAKA.” Perkataan “jika saya memiliki atau tidak
memiliki pasangan hidup yang sekarang,” atau “jika saya tidak segemuk ini,” dan
berbagai “jika” lainnya, maka saya bisa hidup bahagia. Tanpa sadar banyak orang
memiliki afirmasi “JIKA:MAKA” ini dan sebagai akibatnya mereka justeru tidak
ingat kepada tujuan-tujuan dan kesenangan dalam menjalankan langkah-langkah
guna mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Apabila kita sungguh ingin
bahagia, diperlukan langkah-langkah berikut untuk mendapatkannya:
Pertama, buatlah
tujuan-tujuan yang ingin kita capai bukan hanya untuk diri kita sendiri
melainkan juga untuk orang-orang lain seperti keluarga, famili, perusahaan,
masyarakat dan bahkan untuk kemanusiaan. Misalnya kita bisa berpartisipasi
secara aktif untuk menjadikan lingkungan tempat tinggal kita lebih hijau dengan
melakukan penanaman pohon-pohon. Untuk dapat melakukan hal tersebut mungkin
kita perlu untuk mempelajari hal-hal baru sehingga kita akan memiliki lebih
banyak pengetahuan. Selain tentunya dengan melakukan hal tersebut kita akan
memperkuat rasa percaya diri kita, namun perlu diingat bahwa kita melakukannya
bukan semata untuk mendapatkan penghargaan atau pujian, melainkan karena memang
penghijauan dengan penanaman pohon-pohon merupakan hal yang penting buat kita.
Kedua, adalah penting untuk
sungguh-sungguh hidup dalam saat sekarang. Kebahagiaan sejati tidak didapatkan
dari pencapaian-pencapaian masa lalu maupun harapan-harapan di masa depan. Boleh
saja untuk mengenang kembali kejadian-kejadian yang menyenangkan di masa lalu untuk
dapat menambah kepercayaan diri kita. Tetapi perlu untuk diingat agar
kenangan-kenangan akan keberhasilan di masa lalu justeru tidak membuat kita
terjebak pada euforia masa lalu sehingga tidak melakukan langkah-langkah yang
diperlukan saat sekarang. Maria Sharapova yang telah memenangkan gelar di
Wimbledon pada usia sangat muda yaitu 17 tahun beberapa tahun yang lalu namun
kemudian berulangkali mengalami pasang-surut dalam prestasinya tidak terjebak
dalam keberhasilan maupun kegagalan pada masa lalunya. Dalam kemenangannya di
Rolland Garros pada tahun 2012 ini, Maria Sharapova membuktikan betapa
suara-suara dalam dirinya yang mengatakan bahwa dia akan kembali sukses telah
mengatasi komentar-komentar dari orang-orang bahwa dirinya tidak akan dapat
kembali meraih kejayaan. Maria Sharapova dalam keseharian latihan dan
pertandingannya memang terlihat selalu berusaha melakukan yang terbaik.
Memikirkan mengenai keberhasilan
di masa depan akan mendorong kita membuat sasaran-sasaran dan rencana-rencana,
tetapi ingatlah bahwa kita tidak perlu menunggu untuk mendapatkan kebahagiaan
hingga sasaran-sasaran tersebut dapat kita raih. Kita sebaiknya tidak terlalu
memikirkan apa yang akan dapat kita raih dimasa depan dan seharusnya kita fokus
mengupayakan yang terbaik pada saat sekarang . Akan ada banyak kesenangan yang
bisa kita dapatkan ketika melakukan langkah-langkah dalam mencapai
tujuan-tujuan yang telah kita tetapkan. Memang diperlukan upaya yang penuh
tantangan untuk dapat menciptakan kebahagiaan.
Tinggalkan pemikiran jika:maka
dan tidak ada cara yang lebih baik selain terus belajar untuk menambah
pengetahuan kita lalu menerapkan apa yang kita pelajari guna menunjang
langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah kita tetapkan untuk
diri kita sendiri dan juga untuk orang-orang lain.
No comments:
Post a Comment