Sunday, July 20, 2014

SUKSESI




Belum pernah ada statistik yang resmi dipublikasikan tentang berapa banyak perusahaan keluarga yang sukses namun  mampu juga bertahan hingga generasi ketiga atau bahkan lebih. Bahkan mungkin saja sangat banyak perusahaan keluarga yang tidak mampu bertahan pada generasi pertama. 

Ada banyak faktor eksternal maupun faktor internal yang menjadi penyebab kegagalan suatu perusahaan. Dari sekian banyak faktor internal yang menjadi penyebab kegagalan perusahaan keluarga untuk dapat bertahan hingga generasi berikutnya adalah kemampuan kepemimpinan sang pendiri dan lebih spesifiknya adalah dalam hal kesiapannya untuk meneruskan tampuk kepemimpinan kepada generasi penerus.

Dalam perusahaan keluarga, kewenangan absolut umumnya terpusat kepada sang pendiri yang merupakan orang nomor satu dalam perusahaan yang seringkali melupakan pentingnya mendelegasikan berbagai kewenangan agar proses suksesi nantinya dapat berlangsung dengan baik.

Seringkali proses suksesi tidak terjadi pada waktu yang seharusnya karena penundaan dengan berbagai alasan klasik misalnya untuk memberikan kesempatan kepada generasi penerus memperlihatkan kemampuan mereka sambil terus belajar pada sang pendiri padahal dari segi usia para generasi penerus maupun jumlah tahun pengalaman yang dimiliki sudah sangat mencukupi untuk menggantikan sang pendiri dan menjadi pemegang kendali utama perusahaan.


Perilaku dari para pendiri perusahaan yang menunda-nunda suksesi tersebut pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh pengaruh dari budaya paternalistik atau maternalistik dimana pada sisi ekstrim sering ditemui para generasi penerus yang sudah berusia 50 tahunan atau bahkan lebih masih diperlakukan seperti ketika anak-anak yang beranjak dewasa.

Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas tentu diperlukan berbagai proses serta pengalaman relevan yang akan menempa dan membentuk kemampuan untuk mengatasi situasi-situasi sulit. Hal tersebut memang akan memerlukan waktu yang umumnya berlangsung bertahun-tahun. 

Namun dengan adanya perkembangan teknologi yang demikian pesat, ada banyak proses menjadi lebih mudah diawasi dan dikendalikan dibandingkan dengan beberapa dekade lalu sehingga sang pendiri juga dapat lebih mempercepat proses suksesi dengan lebih mengambil peran sebagai mentor bagi para generasi penerus dalam membuat keputusan-keputusan penting. 

Dari sebuah struktur dimana kewenangan terpusat pada satu orang yaitu sang pendiri, secara sistematis melalui pendelegasian kewenangan tersebut dapat diberikan kepada orang-orang pada berbagai posisi manajemen.

Pendelegasian akan dapat mengembangkan partisipasi aktif dalam pembuatan keputusan-keputusan penting  perusahaan yang pada akhirnya akan membentuk para generasi penerus untuk lebih mampu mengembangkan perusahaan keluarga tersebut ketika suksesi kepemimpinan terlaksana.

No comments: