Friday, May 31, 2013

ETOS KERJA




Orang lebih sering mengkaitkan kata ETOS pada bagaimana seorang karyawan atau karyawati melaksanakan tugas. Padahal kata ETOS atau ETHOS yang berasal dari bahasa Yunani yang menjelaskan mengenai etika dan sikap dalam bekerja, justeru akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana ETOS KERJA atau etika dan sikap para pimpinan dalam organisasi.

Jadi bila terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam etika dan sikap para karyawan dan karyawati, maka hal yang pertama mesti dilakukan para pimpinan adalah melakukan introspeksi diri untuk melihat bagaimana sikap dan etika dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan.

Menarik sekali apa yang disampaikan kepada saya oleh seorang reporter senior kemarin sore sebelum sebuah acara seminar bahwa banyak orang-orang yang sangat pandai dan memiliki pengetahuan luas namun sangat kurang memahami pentingnya memiliki sikap yang baik serta menjalankan tugas maupun usaha mereka dengan mengikuti etika. Dengan kepandaian dan pengetahuan serta sering kali dengan kekuasaan yang mereka miliki, orang-orang lain sering diremehkan dan terkadang secara sadar mereka melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan etika demi untuk dapat meraih keinginan mereka.

Sebaliknya ada banyak orang-orang yang santun dan memiliki toleransi yang sangat tinggi pada orang-orang lain namun kurang memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh organisasi. Tentunya hal ini akan dapat mengurangi produktivitas individual yang bersangkutan dan menurunkan kinerja organisasi. Kompetensi bisa didapatkan dari berbagai pengetahuan yang dapat dipelajari, latihan-latihan dan pengalaman dalam bekerja dan/atau berusaha. ETOS KERJA yang baik perlu disertai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam bidang yang ditekuni dan demikian pula sebaliknya.

ETOS KERJA seperti juga standar dari sikap dan etika yang berlaku universal, bukanlah sesuatu bawaan lahir melainkan terbentuk lewat serangkaian proses terus menerus dalam kehidupan seseorang. Pengaruh dari lingkungan dan budaya dimana seseorang hidup memang akan sangat dominan dalam pembentukan ETOS KERJA maupun sikap seseorang secara umum dalam bermasyarakat.

Memang tidak akan mudah untuk berjalan melawan arus atau bersikap berbeda dalam sebuah lingkungan namun demikian adalah anda yang seharusnya memiliki kendali atas diri sendiri

Seringkali juga terjadi bahwa orang-orang dengan terpaksa tetap berada dalam sebuah organisasi karena mereka belum memiliki peluang untuk mendapatkan tempat di organisasi lain yang memiliki standar etika lebih sesuai dengan yang mereka miliki atau ada juga orang-orang yang kemudian menjadi terbiasa dan ikut memiliki sikap dan standar etika yang sama.

ETOS KERJA yang keliru merupakan salah satu penyebab apa yang disebut POST POWER SYNDROME bagi banyak orang-orang  terutama yang berkecimpung dalam organisasi sosial dan politik. Bukan karena tidak dimilikinya lagi kekuasaan tetapi hal tersebut lebih sering diakibatkan perasaan ditinggalkan oleh para pengikut mereka yang pada saat mereka memiliki kekuasaan nampak sangat setia dan patuh mengikuti apapun yang diminta untuk dilakukan.

Orang-orang yang memiliki ETOS KERJA yang baik akan tidak saja menciptakan kesuksesan bagi diri mereka sendiri tetapi juga akan memberikan kontribusi yang tinggi kepada lingkungan dimanapun mereka berada. Sikap anda akan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di lingkungan dimana anda berada namun keberadaan kita di dunia bukanlah sebuah kebetulan dan setiap orang eksis dengan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi  sehingga anda memiliki pilihan untuk menentukan sikap anda

ETOS KERJA yang baik dimana integritas, empati, energi, antusiasme dan komitmen adalah beberapa cirinya akan menempatkan anda sebagai pribadi yang istimewa baik sebagai karyawan atau karyawati biasa atau pengusaha atau sebagai individu dalam keluarga dan masyarakat.

No comments: