Saturday, August 10, 2013

PEMIMPIN BERKUALITAS



 
10 CIRI UTAMA

#1.
Memiliki pengetahuan yang bukan hanya didapatkan dari pendidikan formal maupun buku-buku referensi maupun pengalaman orang-orang lain akan tetapi merupakan gabungan dari ketiga jenis pengetahuan tersebut dengan pengalaman menerapkan dalam kehidupan pribadi merupakan dasar untuk menjadi seorang pemimpin berkualitas. Dengan pengetahuan berbalut pengalaman yang dimiliki tersebut, seorang pemimpin akan berani menetapkan sasaran-sasaran yang tinggi namun tetap realistis.

#2.
Kebijaksanaan yang dimiliki menjadikan seorang pemimpin akan selalu berpikir jauh dan mendalam. Bagi seorang pemimpin yang memiliki kebijaksanaan, faktor-faktor etika serta rekam jejak sama pentingnya seperti pendapat dan data dalam pembuatan keputusan.

#3.
Tegas dan penuh determinasi.  Dalam bisnis dan kehidupan lebih sering ditemukan banyak hal yang masuk kategori abu-abu atau tidak terlalu jelas sehingga tidak mudah untuk membuat keputusan segera padahal dalam banyak situasi diperlukan pembuatan keputusan walaupun informasi yang tersedia tidak lengkap. Dalam banyak situasi, sebuah keputusan yang dibuat walaupun tidak sempurna selalu akan lebih baik dibandingkan keadaan terombang-ambing tanpa keputusan. Seorang pemimpin harus mampu mengatasi naluri untuk menunda yang biasa dimiliki seorang yang pandai, lalu membuat keputusan setelah melakukan konsultasi dengan beberapa pihak terkait.

#4.
Memiliki kepercayaan kepada orang-orang merupakan prasyarat kepemimpinan yang sejati karena tanpa adanya kepercayaan tersebut, hubungan bisa penuh dengan kecurigaan dan tidak mungkin dilakukan upaya-upaya pemberdayaan yang dapat menjadikan seorang pemimpin memiliki tim yang kuat. Hanya dengan memiliki kepercayaan kepada orang-orang yang dipimpinnya, seorang pemimpin akan dapat menciptakan pemimpin-pemimpin baru.

#5.
Percaya diri yang disertai kerendahan hati merupakan padanan yang langka karena rasa percaya diri yang besar seringkali membuat seorang pemimpin menjadi kurang peka. Namun sesungguhnya kedua hal tersebut merupakan kualitas yang saling melengkapi karena seorang pemimpin yang memiliki rasa percaya diri baru dapat menjadi seorang yang juga rendah hati tanpa kuatir dianggap lemah. Para pemimpin yang percaya diri dan memiliki kemampuan tidak pernah segan untuk menanyakan pendapat orang-orang lain dan bersedia untuk mengubah haluan untuk mengikuti informasi benar yang mereka terima. Orang-orang dengan kepemimpinan lemah yang menduduki jabatan pimpinan akan berusaha menutupi kekurangan dengan bersikap arogan. Kekuatiran akan terkuaknya kelemahan membuat mereka memilih sikap angkuh untuk menutupi kegamangan yang termanifestasikan dalam sikap sombong dan arogan tersebut.

#6.
Optimis akan segala hal baru maupun dalam menghadapi tantangan-tantangan serta dalam mengatasi berbagai kesulitan. Para pemimpin yang optimis selalu melihat segala sesuatu dalam kelimpahan sehingga selalu berpikir positif dan tidak pernah ragu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

#7.
Mendengarkan orang-orang lain dengan empati merupakan ciri yang mudah terlihat karena kemampuan untuk bersikap tegas, komunikatif dan segera membuat keputusan yang memang diharapkan dari seorang pemimpin berawal dari kemampuannya membuat analogi dari informasi yang didapatkan. Dengan sering mendengarkan dari banyak pihak, seorang pemimpin akan kaya dengan informasi dari berbagai sudut pandang.

#8.
Integritas dan stabilitas emosi dimana integritas berarti memiliki kompas moral, mengutamakan  kualitas dibandingkan hanya kuantitas, bersikap adil, berlaku sopan dan memiliki sikap profesional sedangkan stabilitas emosi berarti sikap positif dan tidak mempersoalkan kesalahan-kesalahan masa lalu atau kuatir tanpa sebab yang jelas tentang masa depan.

#9.
Egaliter atau memperlakukan orang-orang lain dengan kesetaraan dan tanpa memandang status mereka adalah ciri kepribadian yang selalu ada pada para pemimpin yang tidak mementingkan jabatan dan gelar dalam berhubungan dengan orang-orang dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga para pemimpin dengan sikap egaliter ini memiliki hubungan baik dengan banyak sekali pihak.

#10.
Kemampuan untuk memberikan bimbingan dalam pengarahan tugas maupun memberi umpan balik manakala diperlukan sering membantu para pemimpin terhindar dari berbagai permasalahan operasional karena orang-orang yang menerima penugasan dengan sasaran-sasaran yang penuh tantangan akan melakukan tugas mereka dengan rasa tanggung jawab tinggi dan penuh keyakinan karena merasa memiliki seorang pemimpin yang akan dapat mereka jadikan guru pembimbing manakala kesulitan-kesulitan menghadang dalam pelaksanaan.

No comments: