Meningkatkan
keberanian pengambilan resiko
Masa transisi dan perubahan2 sering kali
membuat para karyawan merasa tidak aman dan tidak pasti
dalam melakukan tugas2 mereka. Mereka menjadi kurang berani membuat keputusan atau paling tidak berusaha menghindari resiko2. Anda akan mendapati situasi dimana para
karyawan nampak seperti kehilangan
keberanian mereka.
Anda akan menghadapi kenyataan bahwa para karyawan anda lebih memilih untuk tidak melakukan apa2 daripada menghadapi resiko melakukan kesalahan. Para karyawan, supervisor dan manajer bisa menjadi pasif dan hanya menunggu perintah. Mereka mengambil posisi untuk bermain amannya saja.
Semua karyawan
sepertinya lebih
nyaman didapati bersalah
karena melalaikan, daripada bersalah karena melakukan.
Para karyawan akan ragu2 untuk menerima peran baru dalam pekerjaan atau menerima tugas2 baru jika mereka tidak merasa yakin tentang kemampuan mereka sendiri untuk menjalani perubahan. Namun sering kali para karyawan menjadi terlalu berhati-hati dan sangat konservatif karena mereka tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang standar2 baru yang akan dipergunakan untuk menilai kinerja mereka.
Pada saat2 seperti ini, anda perlu memberi dorongan kepada para karyawan (dan mungkin juga kepada diri anda sendiri) untuk membuat lebih banyak inisiatif dan untuk semaksimal mungkin mempergunakan sumber2 daya yang dimiliki.
Pastikan bahwa semua karyawan mengetahui bahwa anda akan bersikap toleran terhadap kesalahan2 yang terjadi sebagai akibat dari adanya inisiatif2 tetapi tidak akan dapat mentoleransi sikap tidak berbuat apa2 karena ingin mencari amannya saja. Dengan perkataan lain, pastikan para karyawan mengetahui bahwa anda tidak mengharapkan kesempurnaan, tetapi anda mengharapkan setiap orang untuk berkontribusi dalam memberikan pemikiran, lugas namun tetap luwes, dan berorientasi pada tindakan.
No comments:
Post a Comment