Saya
selalu tersenyum bila teringat saat bertahun-tahun lalu ketika beberapa rekan
sekantor bergurau bahwa saya adalah seorang pemimpin yang menciptakan suasana kerja rodi alias kerja paksa.
Ketika
menjabat sebagai pimpinan waktu itu, saya memang memberikan bentuk
jelas untuk menyampaikan secara langsung bahwa diperlukan perubahan mendasar
dari sikap dan perilaku yang ada dalam
perusahaan, tidak cukup melalui upaya-upaya operasional untuk memperbaiki
profitabilitas yang tenggelam di bawah permukaan dan produktivitas perusahaan
rendah. Untuk dapat mengubah sikap akan diperlukan tantangan-tantangan yang
masif yang akan membutuhkan kerja keras.
Produktivitas yang mendukung
profitabilitas bila dirumuskan adalah kemampuan X kemauan X
sikap.
Untuk variable sikap, kita dapat mempergunakan konstanta antara 0 hingga 1. Sehingga untuk tidak sampai menjalani sebuah produktivitas
atau bahkan kehidupan yang zero-sum, maka seorang pemimpin perlu memprioritaskan
waktunya dalam memastikan orang-orang yang dipimpinnya memiliki sikap positif dan konstanta sikap tidak bisa nol walaupun 0 adalah
bilangan positif karena seberapapun besarnya kemampuan dan kemauan akan tidak
artinya bila tanpa adanya sikap yang mendukung.
Kepemimpinan
yang baik sesungguhnya tidak muncul oleh karena kharisma, pesona, janji-janji apalagi bentuk pemaksaan. Walaupun ada
sebagian besar orang-orang memang mengikuti pemimpin mereka karena rasa takut
atas konsekuensi ketidakpatuhan, atau karena janji-janji akan ganjaran
keberhasilan, namun kepemimpinan yang terbaik haruslah didasarkan pada rasa
hormat atau respek, yang pasti paling
efektif kendati memang paling tidak mudah didapatkan.
Para
pemimpin yang baik mesti menetapkan ekspektasi-ekspektasi yang tinggi namun realistis untuk dapat direalisasikan bersama dengan orang-orang
yang mereka pimpin karena lewat sasaran-sasaran yang membutuhkan upaya fisik
dan mental, orang-orang akan menjadi tertantang untuk maju. Goethe mengatakan: “Treat a man as he is, and he will remain as he is; treat
a man as
he can and should be, and he will become as he can and should be.”
No comments:
Post a Comment