Semua
perusahaan pasti menginginkan para pelanggan yang merasa puas dengan produk dan pelayanan yang mereka beli karena semua pelanggan yang puas tentu
akan kembali untuk melakukan pembelian ulang
dan bahkan bisa begitu loyal serta menjadi iklan hidup yang sangat efektif lewat
pernyataan-pernyatan positif yang mereka berikan kepada teman-teman atau kolega
dan tanpa perusahaan perlu mengeluarkan biaya promosi. Para pelanggan yang merasa puas tentu akan secara
langsung dapat meningkatkan penjualan yang berarti peningkatan pangsa pasar dan
profitabilitas yang lebih tinggi.
Untuk
dapat mencapai hal tersebut perusahaan perlu berusaha untuk dapat mempergunakan
sumber-sumber daya dengan lebih efisien dan efektif lewat struktur organisasi
yang lebih ramping dan responsif sehingga
dapat dicapai produktivitas secara kuantitatif namun pada saat bersamaan memastikan kualitas produk dan
layanan selalu prima dan konsisten.
Kualitas
dan produktivitas tinggi (yang berarti pengurangan biaya) sesungguhnya merupakan
dua sisi mata uang yang sama karena tidak akan ada perusahaan yang sanggup bertahan bila
pencapaian kualitas tidak disertai produktivitas. Untuk
dapat mencapai kedua hal tersebut akan diperlukan peran serta dari pemilik,
manajemen, dan para karyawan untuk memiliki dedikasi terhadap perusahaan dan
hal tersebut memerlukan penerapan budaya perusahaan sebagai berikut:
- Para pimpinan dan manajer perlu mengubah paradigma berpikir dari sekedar memiliki otoritas dan eksklusif menjadi partisipatif dan inklusif
- Pada tingkat supervisi operasional, para pengawas di lini operasional perlu lebih menyiapkan diri mereka sebagai pelatih dibandingkan hanya sebagai pemberi instruksi
- Para staff menjadi pemberi masukan hasil evaluasi daripada hanya sekedar memonitor dan melaporkan angka-angka operasional
- Para karyawan juga mesti memiliki mentalitas sebagai rekan usaha dari sekedar menjalankan tugas pada jam kerja.
Untuk
dapat menumbuhkan budaya yang menunjang pencapaian kinerja tinggi seperti yang
disebutkan di atas hanya akan diperlukan langkah awal pemberdayaan (empowerment) seluruh
individu dalam perusahaan lewat pembelajaran untuk pemahaman akan pentingnya kepuasan
pelanggan (customer-driven) dan
tentu saja bukan hanya ada di atas kertas dalam perencanaan strategis namun
seperti dikatakan oleh Peter Drucker
yaitu “What we need to learn is not what to do, but to do it.”
No comments:
Post a Comment