Juara
pertama Kejuaraan Dunia Atletik tahun lalu untuk nomor lari 400 meter putri terlihat memimpin
jalannya lomba sejak garis start dan terus berlari penuh keyakinan diri akan kembali
menempati urutan pertama dalam perlombaan tahun ini. Namun pada jarak sekitar 30 meter dari garis finish, pelari yang berada pada posisi ke 5 mampu meningkatkan kecepatan larinya sehingga
melewati 3 pelari di depannya dan pada saat melewati garis finish secara kasat
mata terlihat berbarengan dengan pelari yang menjadi juara
pertama tahun lalu. Pada saat pengumuman, juara dunia tahun lalu tersebut
tercengang saat melihat namanya berada di urutan kedua walaupun terpampang catatan waktu yang sama-sama 49,41
detik.
Tanpa
penggunaan teknologi visual berupa rekaman foto dan video pada garis finish, waktu 4 perseribu
detik yang tentu sangat sulit dilihat secara kasat mata namun dalam final lomba lari 400 meter putri di
Kejuaraan Dunia Atletik 2013 Moskow, terjadi selisih waktu 0,004 detik yang jauh
lebih cepat dibandingkan satu kedipan mata
tersebut antara dua pelari yang menempati urutan pertama (49,404 detik) dan urutan
kedua (49,408 detik).
Apabila
kita membandingkan
tingkat
kegembiraan di antara para peraih medali pada sebuah perlombaan, peraih medali emas tentu juga menempati
urutan pertama dalam hal kegembiraan.
Yang menarik adalah bahwa peraih medali perunggu yang menempati urutan kedua dalam
hal kegembiraan, dan yang memasuki
garis finish pada urutan kedua atau peraih medali perak justeru akan merasa kurang dapat menikmati
hasil yang dicapainya.
Pikiran manusia memang secara konstan
membandingkan apa yang sesungguhnya telah terjadi dengan apa yang diharapkan seharusnya terjadi.
Peraih medali perunggu akan berpikir bahwa dia
hampir saja tidak meraih medali dan oleh sebab itu dia merasa sangat gembira karena
dapat berdiri di podium. Sedangkan peraih medali perak bahkan ketika berdiri di podium akan memikirkan ulang
semua kemungkinan kesalahan yang telah dia lakukan maupun berbagai “kalau saja” skenario pada saat perlombaan
maupun sebelumnya sehingga berakibat pada kegagalannya meraih medali emas.
No comments:
Post a Comment