Banyak krisis terjadi dalam perusahaan-perusahaan
maupun organisasi-organisasi sosial diakibatkan oleh kurangnya kemampuan
para pimpinan dalam mengikuti perkembangan dan perubahan eksternal.
Bahkan
para pemimpin yang hanya berselang beberapa tahun sebelumnya mampu dengan
sangat baik meningkatkan kapabilitas dan kinerja perusahaan mereka ternyata bukan
saja menjadi gamang, canggung dan seperti tidak berdaya menghadapi persaingan di pasar tetapi juga mengakibatkan
perusahaan-perusahaan mereka mengalami krisis.
Sebaliknya dari fakta sejarah
kita juga bisa melihat bahwa dalam banyak situasi krisis yang terjadi selalu
hampir dipastikan muncul para pemimpin baru yang tidak saja mampu membawa
perusahaan-perusahaan atau organisasi-organisasi mereka keluar dari situasi
krisis melainkan juga mampu menciptakan peluang-peluang baru lewat berbagai upaya turn-around yang mereka pimpin. Bukan
saja kita bisa melihat pada fakta sejarah tentang perusahaan-perusahaan dengan
skala global yang bangkit kembali karena lahirnya pemimpin-pemimpin baru
setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengalami krisis akibat kinerja pimpinan-pimpinan
sebelumnya, bahkan hingga skala negara yang mengalami krisis juga
menciptakan para pemimpin baru yang mampu membawa negara-negara mereka tersebut
keluar dari keadaan krisis.
Situasi krisis sering terjadi akibat “pimpinan”
yang gagal menjadi pemimpin yang berkualitas dan sebaliknya situasi krisis juga
hampir dapat dipastikan memunculkan para pemimpin baru yang berkualitas.
Pertanyaannya: mengapa selalu yang menjadi paradigma adalah
bahwa munculnya
para pemimpin baru pasti juga harus orang baru? Apakah memang pemimpin atau pimpinan yang ada tidak bisa
menjadi pemimpin baru? Tentu saja untuk dapat mengikuti atau bahkan mendahului perkembangan eksternal akan
selalu diperlukan tambahan pemimpin-pemimpin baru yang berkualitas, baik
dari internal perusahaan melalui pendelegasian dan program-program pemberdayaan
maupun dengan melakukan perekrutan dari luar perusahaan atau
kombinasi dari kedua pendekatan tersebut.
Para
pemimpin yang sudah ada dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki tentang
perusahaan sesungguhnya bisa lebih mampu untuk menjadi “pemimpin baru”
manakala perkembangan eksternal menahan laju pertumbuhan perusahaan dan bahkan
mendesak mundur posisi perusahaan hingga masuk dalam situasi krisis.
Anda mungkin sudah sangat sering
mendengar kisah-kisah
inspiratif dari orang-orang sukses yang pernah mengalami jatuh-bangun-jatuh-bangun-jatuh-bangun dan bukan hanya
dalam hitungan jari tangan yang ada mereka telah mengalami kegagalan demi
kegagalan tersebut tetapi mereka terus bangkit kembali dan berusaha mengatasi
segala rintangan yang mengakibatkan kegagalan-kegagalan yang terjadi.
Beberapa nama yang begitu melekat dengan perjuangan tanpa henti
untuk meraih kesuksesan yang mereka inginkan adalah Abraham Lincoln, Thomas Alva Edison, Michael Jordan dan
tentu masih segar dalam ingatan kita tentang
Steve
Jobs.
Di negara kita sendiri bisa kita gunakan sebagai contoh seorang seperti William Soerjadjaja
yang bukan saja seorang pengusaha yang sukses akan tetapi juga memiliki reputasi yang sangat
baik sebagai orang yang memenuhi komitmen sepahit apapun konsekuensinya.
Jadi apabila perusahaan atau
organisasi yang anda pimpin saat ini mengalami krisis, baik disebabkan karena
faktor-faktor eksternal maupun karena berbagai
faktor internal termasuk karena “menurunnya” kemampuan diri anda sendiri
sebagai pimpinan dan adalah mungkin
saja bahwa kemampuan anda tidak menurun serta masih sangat baik dan bahkan kemampuan
anda masih terus bertumbuh namun tidak selaras lagi dengan kebutuhan yang
meningkat akibat perkembangan pesat para pesaing, segera jadikan keadaan krisis tersebut untuk memunculkan “anda yang baru” dan bahkan anda ikut “membidani
kelahiran” serta mengembangkan para pemimpin baru agar perusahaan anda semakin
mampu tumbuh berkembang melampaui para
pesaing.
No comments:
Post a Comment