Ada peribahasa yang
mengatakan bahwa diam adalah emas atau silence is golden. Petinju legendaris Muhammad Ali yang terkenal
dengan julukan si mulut besar bahkan mengatakan bahwa “silence is golden when you can’t think of a good answer.”
Diam dalam peribahasa
tersebut bisa memiliki beragam arti misalnya dengan diam ketika anda tidak
memahami apa yang disampaikan akan dapat menyelamatkan posisi anda dibandingkan
menjawab secara sembarang.
Diam dan mendengarkan adalah
salah satu keterampilan dalam berkomunikasi yang sangat penting
namun sering
kali kita cenderung lebih senang didengarkan daripada mendengarkan sehingga komunikasi
lebih merupakan sebuah proses satu arah.
Salah satu tantangan dalam
mendengarkan adalah bahwa otak kita memang
mampu berpikir jauh lebih cepat dibandingkan kemampuan seseorang untuk menyampaikan
pemikiran secara verbal. Orang pada umumnya dapat menyampaikan
secara verbal dengan baik dengan kecepatan bicara kurang lebih sekitar 125 kata per menit
atau bahkan kecepatan akan perlu dikurangi untuk penyampaian informasi yang penting
atau rumit. Pada saat bersamaan otak kita dapat
dengan mudah berpikir dengan kecepatan antara 400 hingga 600 kata per menit. Sehingga dengan adanya perbedaan kecepatan
tersebut akan dengan mudah otak kita berpikir tentang hal-hal lain di luar
topik yang sedang disampaikan oleh seseorang yang berbicara baik secara
langsung kepada kita atau secara tidak langsung ketika misalnya kita menghadiri
sebuah seminar.
Untuk dapat tetap terfokus
pada materi yang disampaikan oleh seseorang yang sedang berbicara kepada anda, pergunakan “waktu ekstra” yang ada akibat selisih kecepatan
tersebut untuk mengatur apa yang anda sudah dengar, dan cara yang paling efektif
adalah dengan selalu membuat catatan ketika mendengarkan sehingga secara tidak langsung kita mempergunakan 2
indera yaitu telinga dan mata secara aktif
selain juga selisih waktu tersebut akan dipergunakan oleh otak ketika anda
menulis catatan. Dengan cara ini pula anda akan mendengarkan secara aktif (active listening).
Dengan membuat catatan
selain dapat membuat kita fokus pada materi yang disampaikan, catatan tersebut akan
dapat membantu kita untuk lebih memahami pembicaraan serta dapat dipergunakan
sebagai referensi di kemudian hari manakala diperlukan. Catatan
mungkin hanya berupa coretan gambar atau tulisan singkat dari sejumlah ide dan/atau pertanyaan
yang “muncul
sesaat” ketika anda mendengarkan
pembicara menyampaikan materi.
Menurut penelitian yang
dilakukan oleh William J. Tobin, sebuah ide yang diberikan
kepada 100
orang, tanpa adanya catatan maka apa yang terjadi dengan ide
tersebut statistiknya adalah sebagai berikut:
- setelah 24 jam, 25 orang sudah melupakan
- setelah 48 jam, 50 orang sudah melupakan
- setelah 4 hari, 85 orang sudah melupakan
- setelah 16 hari, 98 orang sudah melupakan
Jadi kemungkinan besar dalam
beberapa waktu anda juga sudah akan lupa pada ide-ide bagus yang muncul ketika
mendengarkan. Bila anda mendengarkan dan
membuat catatan tentang ide-ide tersebut, maka akan dapat membantu anda untuk
mencari kembali catatan tersebut pada saat dibutuhkan.
Tantangan lain dalam hal
mendengarkan adalah kemungkinan adanya pola pikir yang anda miliki sehingga
sangat mudah bagi anda melakukan kesalahan yaitu dengan mendengarkan secara
selektif dimana anda secara
tanpa
disadari hanya mendengarkan apa yang menyenangkan bagi anda atau bagian-bagian
dari materi yang disampaikan yang sesuai dengan ide-ide yang sudah anda miliki.
Dengarkan materi yang disampaikan dengan pikiran terbuka untuk seluruh bagian
dari pesan yang disampaikan. Anda tentu tetap dapat memiliki pandangan dan/atau
pendapat sendiri dan untuk hal-hal yang berbeda tersebut dapat anda catat
sehingga selain bisa anda tanyakan kepada pembicara pada saat sesi tanya jawab
atau dapat pula anda pergunakan untuk bahan analisa dan/atau referensi sehingga
dapat memperkaya khasanah pengetahuan anda.
Mendengarkan selain dengan
seksama menyimak kalimat-kalimat yang disampaikan, anda juga perlu memperhatikan
apa yang tidak terucapkan tetapi nampak dari bahasa tubuh, emosi dan berbagai sikap
lainnya dari orang yang berbicara kepada anda.
Hindari setiap kecenderungan untuk
bereaksi secara berlebihan ketika mendengarkan seperti membuat
sanggahan-sanggahan atau bahkan kehilangan kendali emosi, terutama sebelum anda
selesai mendengarkan seluruh pesan yang disampaikan.
Kendalikan juga perilaku
non-verbal ketika mendengarkan yang mungkin dapat menyebabkan orang lain
berpikir bahwa anda tidak mendengarkan.
No comments:
Post a Comment