Orang lebih sering
mengkaitkan kata ETOS pada bagaimana
seorang karyawan atau karyawati melaksanakan tugas. Padahal kata ETOS atau ETHOS yang berasal dari bahasa Yunani yang
menjelaskan mengenai etika dan sikap dalam bekerja, justeru
akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana ETOS KERJA atau etika dan sikap para
pimpinan dalam organisasi.
Jadi
bila terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam etika dan sikap para karyawan dan
karyawati, maka hal yang pertama mesti dilakukan para pimpinan adalah melakukan introspeksi
diri untuk melihat bagaimana sikap dan etika dalam menjalankan tugas-tugas
kepemimpinan.
Menarik sekali apa yang
disampaikan kepada saya oleh seorang reporter senior kemarin sore sebelum sebuah
acara seminar bahwa banyak orang-orang yang sangat pandai dan memiliki
pengetahuan luas namun sangat kurang memahami pentingnya memiliki sikap yang
baik serta menjalankan tugas maupun usaha mereka dengan mengikuti etika.
Dengan kepandaian dan pengetahuan serta sering kali dengan kekuasaan yang mereka
miliki, orang-orang
lain sering diremehkan dan terkadang secara sadar mereka melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan etika demi untuk dapat meraih
keinginan mereka.
Sebaliknya ada banyak orang-orang
yang santun dan memiliki toleransi yang sangat tinggi pada orang-orang lain
namun kurang memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh organisasi.
Tentunya hal ini akan dapat mengurangi produktivitas individual yang bersangkutan dan
menurunkan kinerja organisasi. Kompetensi bisa didapatkan
dari berbagai pengetahuan yang dapat dipelajari, latihan-latihan dan pengalaman
dalam bekerja dan/atau berusaha. ETOS
KERJA yang baik perlu disertai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam bidang
yang ditekuni dan demikian pula sebaliknya.
ETOS KERJA seperti juga standar
dari sikap dan etika yang berlaku universal, bukanlah sesuatu bawaan lahir melainkan
terbentuk lewat serangkaian proses terus menerus dalam kehidupan seseorang.
Pengaruh dari lingkungan dan budaya dimana seseorang hidup memang akan sangat
dominan dalam pembentukan ETOS KERJA maupun sikap seseorang secara umum dalam
bermasyarakat.
Memang tidak akan mudah
untuk berjalan melawan arus atau bersikap berbeda dalam sebuah lingkungan namun
demikian adalah anda yang seharusnya memiliki kendali atas diri sendiri.
Seringkali juga terjadi
bahwa orang-orang dengan terpaksa tetap berada dalam sebuah organisasi karena
mereka belum memiliki peluang untuk mendapatkan tempat di organisasi lain yang
memiliki standar etika lebih sesuai dengan yang mereka miliki atau ada juga orang-orang yang kemudian menjadi terbiasa dan
ikut memiliki sikap dan standar etika yang sama.
ETOS KERJA yang keliru
merupakan salah satu penyebab apa yang disebut POST
POWER SYNDROME bagi banyak orang-orang
terutama yang berkecimpung dalam
organisasi sosial dan politik. Bukan karena tidak dimilikinya lagi kekuasaan
tetapi hal tersebut lebih sering diakibatkan perasaan ditinggalkan oleh para pengikut
mereka yang pada saat mereka memiliki kekuasaan nampak sangat
setia dan patuh mengikuti apapun yang diminta untuk dilakukan.
Orang-orang
yang memiliki ETOS KERJA yang baik akan tidak saja menciptakan kesuksesan bagi
diri mereka sendiri tetapi juga akan memberikan kontribusi yang tinggi kepada lingkungan
dimanapun mereka berada. Sikap anda akan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor di lingkungan dimana anda berada namun keberadaan kita di dunia bukanlah sebuah kebetulan dan setiap orang
eksis dengan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi sehingga anda memiliki pilihan untuk
menentukan sikap anda.
ETOS KERJA yang baik dimana integritas, empati, energi, antusiasme dan
komitmen adalah beberapa cirinya akan menempatkan anda sebagai pribadi yang istimewa baik sebagai karyawan
atau karyawati biasa atau pengusaha atau sebagai individu dalam keluarga dan masyarakat.
No comments:
Post a Comment