Berapa persen dari waktu di tempat kerja
yang anda pergunakan untuk menyusun informasi penting menjadi sebuah database pengetahuan
yang sewaktu-waktu dapat diakses kembali?
Seringkali yang terjadi
adalah anda memiliki referensi informasi berjumlah ribuan atau bahkan berkali
lipat dari jumlah tersebut yang anda terima dan/atau dapatkan seiring
berjalannya waktu namun begitu suatu saat anda memerlukan informasi atau
bagian darinya tetapi anda kesulitan untuk menemukannya kembali. Sepertinya hal tersebut sering kita dengar atau
bahkan alami sendiri?
Pada banyak organisasi, pengelolaan informasi
berupa pengetahuan yang relevan dengan kegiatan organisasi atau biasa disebut “knowledge management” sudah
hampir sinonim dengan atau lebih tepat dikatakan “pencarian informasi”
yang seringkali menjadi tantangan dan momok bagi banyak orang dan bahkan menjadi
penghambat
pencapaian produktivitas organisasi.
Pada era informasi dimana internet atau
world
wide web merupakan sumber informasi yang sangat besar dan
beragam, arus informasi yang masuk baik yang relevan untuk situasi organisasi
saat ini maupun diperkirakan akan dibutuhkan dalam beberapa waktu kedepan,
telah mengakibatkan tertumpuknya informasi dalam bentuk dokumen berisi teks
maupun gambar yang jumlahnya kini sudah dalam ukuran tera-bytes!
Dengan semakin meningkatnya
komunikasi mempergunakan e-mails dimana lampiran berupa teks maupun gambar
menjadi lebih mudah dikirimkan secara elektronik, maka banyak orang mempergunakan mailbox
mereka sebagai sarana untuk menyimpan berbagai informasi.
E-mails yang diterima maupun dikirimkan kemudian dikelompokkan dalam berbagai
kategori. Terasa lebih memudahkan
dibandingkan dengan harus menyusun informasi tersebut dengan mengikuti sistem
tertentu ke dalam sebuah database informasi. Benarkah demikian?
Kenyataannya adalah bahwa
arus informasi yang semakin banyak dan beragam yang berkembang seiring
perjalanan waktu akan menyebabkan semakin banyak jumlah dan kompleksitas dari
kategori yang sudah dibuat dan dengan penggunaan mailbox sebagai sarana
penyimpan informasi organisasi akan membuat akses terhadap informasi tersebut
tertutup bagi lebih banyak orang lain dalam organisasi sehingga informasi-informasi penting memang tersedia
namun menjadi terkotak-kotak tanpa adanya sebuah sarana penghubung yang
memungkinkan akses pada informasi penting tersebut.
Saat ini juga semakin banyak
orang mulai menyimpan informasi mereka dalam “cloud” yang sudah tersedia
di internet, baik hanya sebagai back-up maupun untuk kegiatan operasional
sehari-hari.
Informasi up-to-date tentu
sangat diperlukan setiap bagian organisasi dan proses penyimpanan serta proses pencarian
kembali yang mudah merupakan sebuah keharusan. Tanpa
adanya sebuah database berkas elektronik yang dirancang dengan baik untuk
menyimpan semua informasi yang relevan bagi kegiatan organisasi, tanpa disadari
dapat terjadi pemborosan dalam waktu, energi yang pada ujungnya adalah
meningkatnya biaya informasi serta kemungkinan kehilangan kesempatan bisnis
atau yang paling buruk adalah kehilangan kepercayaan pelanggan dan para
stakeholder lainnya.
Anda tentu dapat terus
memperbesar kapasitas penyimpanan informasi atau mempergunakan perangkat lunak
yang dapat membantu anda dalam menyusun, menyimpan dan mencari kembali
informasi yang dibutuhkan atau menurut anda mungkin akan dibutuhkan pada waktu
mendatang. Apakah pengeluaran untuk hal tersebut sepadan dengan
manfaat yang akan didapatkan? Tidak mudah untuk mengukurnya namun
kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Jadi apa yang seharusnya anda lakukan untuk
mengatasi biaya dan resiko besar pengelolaan informasi?
Anda perlu menerapkan sebuah
mindset
yang dapat membantu anda memutuskan
apakah untuk menyimpan atau tidak menyimpan informasi tersebut dan apabila
memang anda ingin menyimpan informasi tersebut sebagai referensi maka anda
sudah harus memiliki sebuah struktur dan kategori informasi berdasarkan beberapa
indeks pencarian kembali pada saat informasi tersebut anda dapatkan pertama
kali.
Apabila anda memang banyak
melakukan komunikasi lewat e-mails, dan apabila anda juga termasuk salah satu
dari banyak sekali orang memiliki lebih dari sebuah alamat e-mail, mungkin anda seringkali mendapati ratusan
e-mails telah diterima oleh setiap mailbox yang anda miliki ketika anda
melakukan perjalanan dinas dan belum sempat mengakses mailbox selama satu atau
dua hari saja.
Beberapa langkah berikut
dapat anda lakukan untuk meningkatkan penggunaan waktu kerja anda untuk hal-hal
yang lebih produktif:
- Kurangi sebisa mungkin jumlah e-mails yang perlu anda terima setiap hari dengan tidak secara sembarang mendaftarkan alamat e-mail anda pada newsletter yang mungkin menarik minat anda tetapi tidak relevan dengan aktivitas utama anda
- Membuat e-mails dengan subyek yang jelas serta susunlah kalimat-kalimat dalam e-mails anda sedemikian rupa sehingga mudah untuk dimengerti. Juga untuk tidak secara sembarang menjawab dengan opsi “reply all” untuk e-mails yang anda terima dimana ada tembusan kepada banyak orang lain.
- Alokasikan waktu anda secara terjadwal apakah 2 atau 3 atau berapa kali dalam satu hari kerja tergantung kepada kebutuhan pekerjaan anda untuk membaca dan menjawab e-mails yang anda terima. Hindari keadaan dimana anda selalu menjawab e-mails yang masuk begitu menerimanya. E-mails adalah hanya salah satu sarana komunikasi dalam anda melaksanakan tugas utama anda. Lakukan secara langsung atau melalui telepon apabila anda masih bisa dengan cara tersebut menjawab pertanyaan dalam e-mail yang anda terima.
- Biasakan diri anda untuk sekali saja menangani setiap e-mail dan/atau surat yang anda terima dengan mempergunakan strategi 4-T berikut:
Tuntaskan
dengan menjawab atau Teruskan kepada orang-orang yang memang memerlukan
tembusan apabila anda dapat segera memberikan jawaban dan/atau keputusan begitu
anda membaca e-mail yang masuk tersebut
Tiadakan / hapuskan e-mails yang tidak ada
relevansinya dengan pekerjaan anda sekarang dan e-mails yang berisikan
informasi yang sudah pernah anda baca.
Tugaskan / Delegasikan dengan segera manakala
memang memungkinkan kepada orang-orang yang ada kaitannya dengan isi e-mail
tersebut
Tunda
sejenak apabila memang anda memerlukan waktu berpikir atau mendapatkan
informasi lain untuk menjawab e-mail tersebut dan lakukan segera setelah anda menyelesaikan membaca keseluruhan e-mail
yang diterima.
Dengan memiliki sebuah strategi pengelolaan informasi yang
anda dapatkan baik lewat e-mail maupun masih dalam bentuk surat menyurat
tercetak lalu yang lebih penting adalah membiasakan
diri anda untuk memutuskan sebuah tindakan di awal sebuah informasi diterima, apakah informasi tersebut layak untuk disimpan dan memang
kemungkinan besar akan diperlukan di waktu mendatang, maka
anda dapat terhindar dari pemborosan waktu, tenaga dan biaya serta berbagai
potensi kerugian lainnya yang diakibatkan oleh rumitnya proses pencarian
kembali informasi yang dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment