Ada beberapa penyebab
mengapa seseorang merasa kecewa tapi pada umumnya kekecewaan akan timbul dalam
pikiran seseorang karena tidak terpenuhinya ekspektasi/harapan.
Bahkan seorang Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengungkapkan kekecewaannya dan menyatakan mundur dari posisinya sebagai utusan
khusus PBB untuk perdamaian di Suriah.
Dalam 5 bulan setelah
menerima penugasan tersebut, Kofi Annan memang tidak melihat adanya hasil
seperti yang diharapkan.
Perang saudara terus bergolak sehingga korban tewas
terus bertambah yang menurut informasi terbaru sudah mencapai tak kurang dari
17,000 orang padahal dia sudah menemui semua pihak yang berseteru.
Kofi Annan akhirnya angkat
tangan karena dia merasa gagal menjalankan misi yang dipercayakan kepadanya.
Apakah keadaan yang semakin
memburuk dimana pembunuhan warga sipil dan pelanggaran hak asasi manusia terus
berlanjut sehingga misi untuk membantu solusi damai atas perpecahan yang
terjadi di Suriah yang sudah menjurus pada perang saudara yang sedang terjadi
di negeri tersebut, yang oleh beberapa kalangan disebut “mission impossible” yang
menyebabkan Kofi Annan begitu kecewa?
Merasa kecewa tentunya
adalah sesuatu yang manusiawi. Namun Kofi Annan bukanlah tipe orang yang
sedikit-sedikit kecewa seperti kebanyakan orang. Kofi Annan
adalah seorang yang biasa bekerja sangat keras dan dia menerima tugas berat
yang dipercayakan kepadanya tentu dengan harapan untuk dapat mencapai misi
tersebut.
Dia mengatakan tidak bisa lagi melanjutkan tugasnya dan mengambil keputusan pengunduran diri tersebut justeru karena dia kecewa dengan kenyataan bahwa 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB tidak bisa mencapai kesepakatan dalam mendukung tugas yang dipercayakan kepadanya.
Kofi Annan bukan kecewa karena
dia tidak mampu menghadapi tantangan di lapangan
yang telah selama 5 bulan dia hadapi dengan kerja sangat keras.
Dia sudah memanfaatkan berbagai
kesempatan yang diberikan kepadanya sebagai utusan perdamaian.
Dia juga sudah berusaha
mewujudkan mimpi yang dia miliki tentang perdamaian dunia.
Dia sudah berjuang
dengan berbagai pihak dalam mengupayakan berakhirnya konflik di Suriah
tersebut.
Dia juga sudah menjalani
petualangan dengan penuh keberanian karena sebagai utusan
perdamaian di tengah konflik bukanlah sesuatu yang mudah.
Dia membawa misi untuk
mencari solusi atas konflik untuk menciptakan perdamaian di Suriah namun menghadapi
kenyataan bahwa konflik atau paling
tidak perbedaan pandangan justeru terjadi antara para anggota Dewan Keamanan
PBB.
Kita juga pasti sering
dihadapkan pada beberapa situasi yang mirip dengan apa yang dihadapi oleh Kofi
Annan namun kemungkinan besar dalam skala yang jauh lebih kecil.
Apa yang dihadapi oleh Kofi
Annan memang merupakan hal yang sangat pelik. Sehingga apa yang dilakukan oleh
Kofi Annan dalam kekecewaannya tidak dapat begitu saja kita jadikan dasar pertimbangan
untuk mengambil langkah serupa yaitu mundur manakala kenyataan tidak seperti
yang kita harapkan.
Seperti banyak situasi dalam
peperangan yang telah dan sedang terjadi, demikian pula dalam kehidupan. Terkadang kita terpaksa memasuki sebuah gua alam yang gelap dan kemudian berusaha mencari apakah ada jalan keluar lain di sisi lain dan menemukan kenyataan adanya beberapa lubang-lubang terowongan yang mungkin dapat mengantar kita keluar.
Setelah memilih salah satu dari lubang terowongan tersebut ternyata memiliki
beberapa ujung namun hanya satu atau dua dari beberapa jalur tersebut yang tidak
buntu.
Apabila kita ternyata telah
memilih arah yang keliru dan tiba pada ujung buntu, ada beberapa pilihan yang
bisa kita lakukan yaitu:
- Mencoba menggali dan membuat jalur keluar baru bila memang kita memiliki peralatan dan waktu tentunya
- Kembali ke tempat dimana terowongan tersebut terbagi menjadi beberapa jalur dan memilih alternatif lain untuk dapat menemukan jalan keluar
- Keluar dari gua seperti yang dilakukan oleh Kofi Annan dan perlu kita ingat bahwa langkah ini dapat kita ambil setelah mencoba seluruh alternatif yang ada di dalam gua tersebut. Kemudian kita akan perlu mendaki atau memilih jalan memutar atau dengan cara-cara lainnya.
Bisa saja kita benar memilih terowongan yang membawa kita keluar dari sisi lain namun apa yang akan kita temukan di ujung terowongan dari gua gelap tersebut mungkin saja tidak sesuai dengan harapan kita karena kehidupan memang adalah sebuah perjalanan dengan banyak hal di sepanjang jalan yang akan kita lalui.
No comments:
Post a Comment