Belum
pernah ada statistik yang resmi dipublikasikan tentang berapa banyak perusahaan keluarga yang
sukses namun mampu juga bertahan hingga
generasi ketiga atau bahkan lebih. Bahkan
mungkin saja sangat banyak perusahaan keluarga yang tidak mampu bertahan pada
generasi pertama.
Ada
banyak faktor eksternal maupun faktor internal yang menjadi penyebab
kegagalan suatu perusahaan. Dari sekian banyak faktor internal yang menjadi
penyebab kegagalan perusahaan keluarga untuk dapat bertahan hingga generasi berikutnya
adalah kemampuan
kepemimpinan sang pendiri dan lebih spesifiknya
adalah dalam hal kesiapannya untuk meneruskan tampuk kepemimpinan kepada
generasi penerus.
Dalam
perusahaan keluarga, kewenangan absolut umumnya terpusat kepada sang pendiri yang
merupakan orang nomor satu dalam perusahaan yang seringkali melupakan pentingnya
mendelegasikan berbagai kewenangan
agar proses
suksesi nantinya dapat berlangsung
dengan baik.
Seringkali
proses suksesi tidak terjadi pada waktu yang seharusnya karena penundaan dengan
berbagai alasan klasik misalnya untuk memberikan kesempatan
kepada generasi penerus memperlihatkan kemampuan mereka sambil terus belajar
pada sang pendiri padahal dari segi
usia para generasi penerus maupun jumlah tahun pengalaman yang dimiliki sudah
sangat mencukupi untuk menggantikan sang pendiri dan menjadi pemegang kendali utama
perusahaan.
Perilaku
dari para pendiri perusahaan yang menunda-nunda suksesi tersebut pada dasarnya lebih
sering disebabkan oleh pengaruh dari budaya paternalistik atau maternalistik
dimana pada sisi ekstrim sering ditemui para generasi penerus yang sudah berusia 50
tahunan atau bahkan lebih masih diperlakukan seperti ketika anak-anak yang beranjak
dewasa.
Untuk
menjadi pemimpin yang berkualitas tentu diperlukan berbagai proses serta pengalaman relevan
yang akan menempa dan membentuk kemampuan untuk mengatasi situasi-situasi sulit.
Hal tersebut memang akan memerlukan waktu yang umumnya berlangsung bertahun-tahun.
Namun
dengan adanya perkembangan teknologi
yang demikian pesat, ada banyak proses menjadi lebih mudah diawasi dan
dikendalikan dibandingkan dengan beberapa dekade lalu sehingga sang pendiri
juga dapat lebih mempercepat proses suksesi dengan lebih mengambil peran sebagai mentor
bagi para generasi penerus dalam membuat
keputusan-keputusan penting.
Dari
sebuah struktur dimana kewenangan terpusat pada satu orang yaitu sang pendiri,
secara sistematis melalui pendelegasian kewenangan
tersebut dapat diberikan kepada orang-orang pada berbagai posisi manajemen.
Pendelegasian
akan dapat mengembangkan partisipasi aktif dalam pembuatan keputusan-keputusan
penting perusahaan yang pada akhirnya
akan membentuk para generasi penerus untuk lebih mampu mengembangkan perusahaan
keluarga tersebut ketika suksesi kepemimpinan terlaksana.
No comments:
Post a Comment