Bila anda memiliki register yang secara
otomatis setiap waktu menghitung frekuensi kata-kata atau kalimat-kalimat
bernada negatif, dan juga kata-kata atau kalimat-kalimat yang bernada positif, manakah
yang jumlahnya lebih besar? Atau anda mungkin secara tanpa sadar lebih sering mengucapkan kata-kata
negatif dalam berbagai situasi yang anda hadapi, baik kepada orang-orang lain
maupun kepada
diri anda sendiri?
Ada seorang teman yang menceritakan kepada saya tentang
pengalamannya dalam sebuah rapat organisasi yang dia hadiri dimana terjadi perdebatan
seru tetapi kemudian ada salah seseorang peserta yang mengatakan “berpikirlah positif!” namun dengan nada tinggi yang ditujukan pada orang yang menyampaikan pandangan
berlawanan dengan apa yang diyakininya. Juga ada seorang lain yang mengatakan “sebenarnya pandangan anda tidak terlalu keliru namun
hendaknya dipikirkan dengan masak-masak lebih dahulu sebelum disampaikan” yang walaupun secara kalimat
memenuhi kaidah untuk digolongkan sebagai pesan positif namun tidaklah demikian
karena diucapkan
dengan ekspresi wajah sinis. Tentu kalimat-kalimat dan ekspresi wajah tersebut terdengar
dan terlihat janggal.
Kata-kata atau
kalimat-kalimat yang diucapkan seseorang merupakan hasil dari sebuah proses
berpikir sehingga positif atau negatif kata-kata atau kalimat-kalimat yang
diucapkan akan sangat tergantung pada proses yang berjalan dalam pikiran kita. Untuk seseorang yang tidak selalu
berkata-kata dengan nada negatif, maka kata-kata atau kalimat-kalimat yang
disampaikan akan tergantung pada pemikiran yang dominan pada saat itu.
Seperti kita ketahui bahwa selain
ada bagian dari pikiran yang secara
aktif memproses informasi yang masuk, juga ada pikiran bawah sadar (subconscious mind) yang terbentuk melalui rekaman dari berbagai
pengalaman hidup sebelumnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun dari
hasil pengamatan pada kejadian-kejadian yang dialami oleh orang-orang lain. Bagian pikiran bawah sadar inilah yang
sebenarnya merupakan penentu dari bagaimana seseorang mengungkapkan pandangan
dan/atau memberikan respon.
Berpikir
positif sangat
diperlukan agar kita dapat membangun rasa
percaya diri dan memiliki semangat juang sehingga tidak akan mudah untuk menyerah ketika
mengalami hambatan dalam upaya kita untuk mencapai sasaran-sasaran.
Namun kekuatan
pikiran bawah sadar yang
merupakan kumpulan pengalaman-pengalaman sebelumnya memang akan sangat mempengaruhi jalan pikiran seseorang. Kekuatiran dan pikiran negatif bisa muncul secara tiba-tiba akibat
trauma kegagalan yang pernah dialami
sebelumnya. Rasa tegang yang akan mengikuti pikiran yang dipenuhi rasa
kuatir akan kegagalan tersebut selain akan menguras energi juga dapat mempengaruhi secara negatif proses berpikir seseorang. Pada orang-orang yang yang sudah memiliki
pola pikir negatif akan membuat orang-orang tersebut bersikap pesimistis bahkan dapat terbentuk antisipasi-antisipasi kegagalan dan demikian pula kebalikannya orang-orang yang
memiliki pola pikir positif akan selalu bersikap optimistis dan penuh
harapan-harapan yang baik, sehingga akhirnya memang terjadi demikian seperti apa yang dipikirkan (self-fulfilling prophecies)
Bila anda berada dalam lingkungan orang-orang yang
memiliki sikap positif, maka anda akan cenderung memiliki sikap positif.
Sebaliknya juga bila lingkungan tempat anda berada dipenuhi oleh orang-orang
yang berpikiran negatif, maka kemungkinan besar anda juga akan menjadi salah
seorang dari mereka. Mengapa demikian? Karena memang sikap positif atau negatif sangat mudah menular.
Untuk dapat memiliki sikap dan pola pikir positif, lingkungan memang akan memberikan pengaruh pada diri
anda namun kemauan dan latihan-latihan dapat menjadikan anda memiliki sikap
dan pola pikir positif. Banyak orang oleh karenanya kemudian berpikir bahwa
proses perubahan tersebut akan memerlukan waktu lama karena kebiasaan-kebiasaan berpikir negatif tersebut
juga sudah terbentuk dalam waktu yang tidak singkat.
Kita dapat mengganti pola pikir dan sikap negatif anda dalam waktu yang
relatif singkat dengan
menggunakan teknik visualisasi dan afirmasi (self-talk).
Dengan melakukan visualisasi dan menggambarkan diri anda sebagai seorang yang selalu
bersikap positif, seseorang yang selalu menyampaikan kalimat-kalimat positif
dan mau mendengarkan pendapat orang-orang lain, maka pikiran bawah sadar anda akan merekam pengalaman yang terjadi dalam
visualisasi tersebut. Visualisasi
tersebut perlu anda lakukan secara teratur hingga dapat terbentuk menjadi sikap
mental positif yang bisa didapatkan dalam waktu segera.
Bisa jadi akan ada penolakan dari dalam diri anda sendiri karena pikiran sadar anda akan
mengatakan bahwa anda bukan seperti yang ada dalam visualisasi tersebut. Bilamana terjadi perlawanan dan
penolakan tersebut, anda perlu terus
melakukan visualisasi tersebut dengan menambahkan visualisasi tentang bagaimana
anda mendapatkan respek dan pengakuan dari orang-orang lain sebagai respon dari
sikap positif anda yang tentunya akan memberikan efek menyenangkan bagi pikiran anda.
Untuk mendukung visualisasi tersebut, anda juga perlu menuliskan dan membacakan afirmasi-afirmasi seperti “saya selalu mengucapkan kalimat-kalimat positif kepada orang-orang lain,” atau “saya mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang-orang lain
menyampaikan pendapat,” atau kalimat-kalimat afirmasi positif senada lainnya untuk dapat mendukung
visualisasi yang ada lakukan.
Tentu saja akan ada saat-saat dimana anda menghadapi situasi yang menekan atau anda dapat saja mengalami rintangan-rintangan atau mungkin juga anda bertemu dengan orang-orang yang bersikap dan berpikiran negatif. Jika hal seperti itu anda alami
segera lakukan visualisasi yang sudah biasa anda lakukan dan usahakan agar pada
saat bertemu dengan orang tersebut anda juga dapat mengatakan kalimat afirmasi
kepada orang tersebut “saya selalu mengucapkan kalimat-kalimat positif kepada
orang-orang lain,” yang bisa anda tambahkan “dan oleh karena itu saya pikir akan lebih baik bila kita dapat melakukan
pembicaraan dengan sikap mental positif.” Kemungkinan
besar orang-orang tadi juga akan menirukan sikap anda karena memang sikap positif atau negatif sangat mudah menular.
Teknik visualisasi dan afirmasi
memang sebaiknya digunakan bersamaan karena akan dapat secara lebih cepat menggantikan sikap dan pola pikir negatif
menjadi positif. Saya garis bawahi
kata menggantikan karena
memang untuk dapat memiliki sikap mental
positif dari sebelumnya negatif tidaklah dapat dilakukan melalui proses
perubahan yaitu dengan berusaha secara bertahap mengurangi sikap dan/atau pola
pikir negatif, akan tetapi dengan cara menggantikan yang bisa dimulai dengan teknik visualisasi dan afirmasi untuk memprogram ulang pikiran bawah
sadar sehingga berisi gambaran positif tentang diri sendiri dan juga efek menyenangkan yang
bisa didapatkan dari sikap dan cara berpikir positif tersebut.
No comments:
Post a Comment