Sunday, April 14, 2013

1 0 1




Berapakah dari anda yang sedang membaca tulisan ini pernah berpikir bahwa anda akan bisa hidup lebih dari 100 tahun? Atau bisa mencapai usia 90 tahun? Atau 80 tahun? Ucapan yang paling pasti dan sering kita dengar ketika seseorang mendapatkan ucapan selamat ketika berulangtahun adalah “semoga panjang umur dan sehat selalu.”  Tentunya kita semua berharap akan hal tersebut.

Bila mempergunakan data statistik 2012 dimana rata-rata usia harapan hidup manusia Indonesia adalah berkisar antara 71 hingga 76 tahun, maka bila bisa mencapai usia 101 tahun berarti ada 25 hingga 30 tahun tambahan usia melebihi dari angka rata-rata usia harapan hidup tersebut. Dengan membandingkan hasil sensus penduduk dari tahun ke tahun memang terlihat adanya peningkatan usia harapan hidup manusia Indonesia dalam dekade terakhir, namun tetap sangat sedikit jumlah orang yang mampu mencapai usia 101 tahun.

Waktu kelahiran seseorang masih dapat diatur tetapi walaupun dewasa ini teknologi sudah maju berkembang dengan pesat dan para ilmuwan sedang terus mengembangkan teknologi stem cells atau sel punca untuk dapat mengobati berbagai penyakit dan untuk memperpanjang usia manusia, namun berapa panjang usia seseorang tidak pernah akan bisa diatur  sehingga terlepas dari usia yang dapat dicapai seseorang sebelum menghadap Hadirat Tuhan, saya yakin anda semua akan sepaham dengan pandangan bahwa hidup mesti dapat dijalani dan diisi dengan berbagai tindakan bermanfaat untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dimana setiap orang memiliki ukuran kebahagiaan berbeda-beda. 

Bila misalnya anda ingin menjadi seorang pemain golf profesional kelas dunia yang secara konsisten memiliki handicap nol, maka anda bisa mulai dengan menuliskan angka “NOL” dan kata “handicap” serta batasan waktu kapan kemampuan tersebut ingin anda miliki sebagai salah satu sasaran utama di selembar kertas. Anda kemudian perlu menuliskan beberapa sasaran-sasaran lain yang akan dapat mendukung pencapaian sasaran utama tersebut dan salah satunya adalah mengikuti 4 hingga 6 turnamen dalam setahun untuk dapat mengukur kemajuan pengurangan handicap dan konsistensi kemampuan anda tersebut dari waktu ke waktu. Tentu untuk dapat mencapai prestasi yang semakin baik dari turnamen satu ke turnamen lainnya, anda perlu membuat sasaran-sasaran lain seperti menyediakan waktu untuk mempelajari teknik-teknik permainan golf yang benar, menyediakan waktu untuk latihan-latihan fisik dan teknik memukul bola, dst.

Kita pasti kagum melihat bagaimana para pemain golf profesional yang hanya membutuhkan 65-stroke pada sebuah turnamen golf 18-hole.  Apa yang tidak kita lihat dan tidak kita sadari adalah waktu bertahun-tahun yang dilewati dengan ketekunan dan disiplin untuk latihan fisik, ribuan jam latihan memukul bola,  mempelajari berbagai desain lapangan golf, dan kemampuan konsentrasi  pikiran yang memungkinkan dimilikinya kemampuan 7 di bawah par tersebut.

Berapakah usia anda saat ini dan bila anda diberikan usia panjang oleh Sang Pencipta, apakah anda sudah memiliki daftar panjang tentang hal-hal yang akan anda lakukan dan/atau usahakan untuk diri sendiri, untuk orang-orang lain dan bagi lingkungan hidup?

Mulai tuliskan sasaran-sasaran jangka panjang untuk seluruh 6 bidang kehidupan yaitu Karir & Keuangan, Fisik & Kesehatan, Keluarga & Rumah Tangga, Kejiwaan & Pendidikan, Sosial & Budaya, Spiritual & Etika. Untuk dapat merealisasikan sasaran-sasaran jangka panjang tersebut, buatlah sasaran-sasaran jangka pendek misalnya 3 atau 6 atau 12 bulan dan anda bisa mulai dengan menuliskan 7-day Goals atau sebut saja S3 (sasaran-sasaran seminggu).


 - - - - - - - -

Penulis mendapatkan inspirasi membuat tulisan ini ketika menghadiri sebuah misa malam kembang.

Semoga jiwa almarhumah Maria Tan Ai Tjuan yang meninggal pada usia 101 tahun beristirahat dengan damai di rumah Bapa di Surga. Dari kisah hidup almarhumah yang diceritakan oleh ibu Imelda Nursanti Rimba yang adalah salah seorang anak dari almarhumah, kita dapat belajar mengenai kesetiaan dan perjuangan dalam mengisi hidup secara luar biasa.

No comments: