Wednesday, February 13, 2013

W A K T U

Mencoba mencapai keseimbangan kehidupan keluarga dan karir merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh hampir semua pasangan muda yang baru menikah dan akan menjadi lebih menantang lagi manakala mereka kemudian memiliki anak-anak balita. Pada usia akhir 20-an dan awal 30-an, bekerja lebih giat untuk dapat meningkatkan karir dan finansial merupakan hal yang umum dan perlu dilakukan. Begitu seseorang memutuskan untuk dapat mencapai taraf kehidupan yang lebih tinggi dengan bekerja lebih giat dan sering kali juga lebih lama, maka kehidupan akan dapat dianalogikan seperti suatu seri perlombaan.



Dalam perlombaan balap motor, setiap pembalap selalu mengusahakan mencapai kecepatan maksimal pada semua jalur lurus dan menurunkan kecepatan ketika akan memasuki tikungan. Kedua hal tersebut secara konsisten akan harus dilakukan para pembalap sepanjang perlombaan untuk bisa menjadi salah satu dari 3 pemenang perlombaan yang naik podium.
Trek lurus dapat diumpamakan sebagai aspek karir dimana orang akan berupaya untuk mendapatkan promosi jabatan dengan mempergunakan kemampuan mereka secara maksimal.

Sedangkan tikungan-tikungan dapat diumpamakan aspek-aspek kehidupan rumah tangga, sosial, dan spiritual. Kecepatan tetap dibutuhkan namun bukan faktor yang paling menentukan pada setiap tikungan tetapi yang dibutuhkan adalah teknik dan seni serta penempatan posisi dalam memasuki dan melewati tikungan-tikungan dengan aman.

Para pembalap baru akan masuk pitstop ketika ada gangguan mesin atau diperlukan penggantian jenis ban yang sesuai dengan cuaca yang berubah. Demikian pula yang terjadi pada kehidupan para karyawan profesional dan pebisnis yang sering berpikir bahwa penanganan aspek mental/pendidikan serta spiritual dan etika hanya perlu dilakukan manakala dibutuhkan.


Dalam kehidupan sesungguhnya keadaan bisa jauh lebih bervariasi lagi karena munculnya keinginan untuk terus mengukir prestasi yang lebih baik dari waktu ke waktu.  Masih mempergunakan perlombaan balap sebagai perumpamaan, para pembalap yang sudah mencapai puncak prestasi akan berusaha pindah ke kelas yang lebih tinggi dan prestisius misalnya dari 125 ke 250 lalu ke 500cc. Naik ke kelas atau kategori yang lebih tinggi tersebut pasti memberikan prestise namun tentu membawa berbagai konsekuensi logis yang mesti dijalani.

Demikian pula halnya dalam perjalanan karir dimana semakin tinggi posisi yang ingin dimiliki tentu akan menuntut kesiapan peningkatan kompetensi yang membutuhkan investasi waktu selain uang.

Keinginan untuk dapat meningkatkan karir yang tujuannya mendapatkan kebanggaan dan remunerasi yang lebih besar sehingga kehidupan keluarga bisa menjadi lebih baik merupakan hal yang lumrah. Bagi seseorang yang sudah memiliki keluarga hal tersebut berarti mencari cara untuk membagi-bagi dan mengelola waktu yang tetap sama yaitu 24 jam sehari dan mengalokasikan pada tambahan aktivitas-aktivitas yang diperlukan. Akan ada pengalihan waktu yang sebelumnya dipergunakan untuk keluarga kepada hal-hal lain yang berhubungan dengan upaya peningkatan kompetensi untuk menunjang karir yang diinginkan.

Hampir 20 tahun yang lalu, penulis juga mengalami masa-masa tersebut ketika menyadari kebutuhan untuk memiliki tambahan pendidikan strata 2 untuk dapat mengembangkan karir. Pada waktu itu anak-anak baru berusia 8 dan 7 tahun dan anak ke 3 belum lahir. Isteri juga masih bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta nasional. Dengan rata-rata 60 jam waktu kerja per minggu dan bila ditambah waktu untuk pergi dan pulang ke dan dari tempat kerja akan berjumlah lebih kurang 70 jam dalam seminggu. Ketika mengikuti program strata 2 tersebut, memang sepertinya hanya ada 2 hari dalam seminggu dimana penulis baru tiba di rumah 2 jam lebih lama karena mengikuti kelas eksekutif malam hari, namun sesungguhnya diperlukan waktu antara 10 hingga 12 jam per minggu untuk membaca buku-buku referensi serta untuk mengerjakan tugas-tugas studi kasus.  Ada perasaan emosional yang tarik menarik menyadari bahwa jumlah dan kualitas waktu untuk keluarga akan terpaksa berkurang namun di lain pihak ada pemikiran bahwa “mengembangkan karir lebih tinggi akan memberikan manfaat lebih besar kepada keluarga dalam jangka panjang dan oleh karenanya menambah ilmu serta kompetensi lain adalah langkah benar dan hal yang memang perlu dilakukan.”


Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut:
  • Anda perlu membuat sebuah jadwal berisi sasaran-sasaran serta rencana kegiatan mingguan, bulanan dan bahkan tahunan disertai penyusunan prioritas agar pada suatu rentang waktu yang sama dapat mengembangkan karir, meningkatkan kompetensi lewat pendidikan dan memiliki keluarga yang harmonis. Anda kemudian perlu secara penuh disiplin menjalani hari-hari anda mengikuti jadwal yang sudah dibuat tersebut.
  • Tarik garis yang jelas untuk setiap alokasi waktu yang sudah anda buat sesuai jadwal dan rencana kegiatan dan fokus pada hal penting yang sedang anda kerjakan.
  • Pada setiap akhir hari dan setiap akhir minggu anda perlu melakukan telaah atas pencapaian rencana-rencana dibandingkan jadwal yang sudah dibuat.


Kelihatannya sederhana saja dan begitu jadwal dibuat hanya perlu dijalankan dengan memperhatikan ke 3 hal tersebut namun seberapa baikpun dalam menyusun rencana dan jadwal, akan tidak mudah memperkirakan dan memasukkan unsur ketidakpastian dan sesuatu yang tidak diharapkan ke dalam perencanaan waktu. Dari waktu ke waktu akan ada hal-hal di luar perkiraan yang terjadi. Dalam suatu perlombaan balap motor, tikungan-tikungan akan selalu sama sehingga dapat diperhitungkan sedangkan dalam bisnis dan karir akan selalu terjadi kebutuhan-kebutuhan tambahan mendadak oleh berbagai sebab dan bahkan karena suatu kejadian yang tidak diperkirakan sebelumnya. Gangguan dan interupsi semacam itu bisa terjadi kapan saja dan bahkan terjadi berulang kali dan penulispun mengalami hal-hal tersebut. Akibatnya tentu selain terhadap rencana pengembangan karir, juga pada jadwal dan rencana anda dalam aspek-aspek kehidupan di luar karir dan bisnis yang akan terpaksa juga perlu disesuaikan.

Manakala terjadi hal-hal di luar perkiraan tersebut tentu diperlukan penyesuaian dan bahkan penyusunan ulang beberapa rencana kegiatan di beberapa waktu ke depan. Waktu yang sudah terbatas untuk melakukan berbagai kegiatan menjadi lebih sedikit lagi. 

Menghadapi keadaan semacam ini sering membuat kita berpikir dan tergoda untuk mengurangi sedapat mungkin penurunan kecepatan ketika akan memasuki tikungan dan sesegera mungkin mempercepat laju motor bahkan ketika masih belum menyelesaikan tikungan dengan sempurna. Sebuah langkah yang bisa membuat sepeda motor kehilangan keseimbangan dan bahkan jatuh sehingga seorang pembalap mengalami cidera, motor rusak sehingga tidak dapat meneruskan lomba, atau bahkan akibat yang lebih buruk lagi yaitu kehilangan nyawa karena tertabrak dan/atau terlindas pembalap-pembalap lain di belakangnya yang tidak sempat menghindar. Dalam aspek kehidupan keluarga dan rumah tangga, keputusan yang kurang bijaksana dengan mencoba mengurangi waktu secara berlebihan dapat berakibat kerenggangan dan kurang harmonisnya hubungan hingga perceraian.

Seperti ada peribahasa yang mengatakan bahwa “waktu sering terbuang bukan dalam hitungan jam melainkan dalam hitungan menit,” karena kita sering menganggap kehilangan waktu dalam hitungan menit tidak akan terlalu berarti apa-apa. Namun apabila anda berada dalam situasi “tidak boleh ada semenitpun yang terbuang percuma” seperti diuraikan di atas barulah akan membuat anda tersadar bahwa kehidupan anda berpacu dengan waktu dan terasa begitu terhimpit oleh banyaknya sekat-sekat waktu yang sangat membatasi. Banyak orang tidak menyadari bahwa dengan secara produktif memanfaatkan waktu 30 menit dalam satu hari yang sering terbuang percuma atau dipergunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, sama seperti mendapatkan tambahan 22 hari kerja 8 jam dalam setahun!

Untuk dapat berhasil mencapai sasaran-sasaran dengan prioritas yang sudah anda jadwalkan, ada 3 hal yang perlu anda miliki dan/atau lakukan:
  • Disiplin tinggi adalah hal pertama yang mesti anda miliki.
  • Delegasikan tugas-tugas yang memang dapat dikerjakan orang lain dengan masih memenuhi standar yang diperlukan.
  • Meminimalkan berbagai interupsi yang dapat mengganggu ritme waktu kerja anda.

Sebelum memutuskan langkah-langkah untuk dapat lebih meningkatkan taraf kehidupan seperti yang anda idam-idamkan, penting untuk anda perhatikan bahwa begitu ketatnya jadwal kehidupan keluarga dan karir yang memerlukan disiplin sangat tinggi belum tentu dapat dijalani dengan baik oleh semua orang. Tidak terhitung jumlah mereka yang gagal dalam rumah tangga karena ambisi yang sangat tinggi dalam mencapai karir. Tentu bukan maksud penulis untuk menghalangi ambisi pembaca tetapi untuk berbagi pengalaman sehingga anda menyadari begitu memilih jalur berbahaya namun dapat memberikan apa yang anda inginkan, persiapkan diri anda dengan sangat baik.

Yang terakhir namun bukan tidak penting, aturlah rencana dan jadwal anda bersama pasangan anda. Anak-anak anda juga dapat mengetahui bagian-bagian yang berhubungan dengan mereka seperti waktu rekreasi dan liburan. Bahkan anda juga bisa menceritakan beberapa jadwal padat anda sehingga mereka dapat mulai belajar memahami tanggung jawab dalam kehidupan orang dewasa. Anda dan pasangan juga perlu menyediakan waktu tertentu untuk berbagai aktivitas yang dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan keharmonisan hubungan.

Untuk menjadi manusia yang sukses dan bahagia diperlukan keseimbangan dalam menjalani kehidupan lewat penyusunan sasaran-sasaran dalam semua aspek kehidupan – finansial dan karir, keluarga dan rumah tangga, mental dan pendidikan, spiritual dan etika, sosial dan kultural, fisik dan kesehatan (Total PersonTM – Paul J. Meyer, Success Motivation International).



No comments: