Banyak perusahaan di
Indonesia dalam upaya mereka untuk dapat lebih memahami selera dan ekspektasi
konsumen melakukan pengukuran permintaan berdasarkan letak geografis. Yang
kemudian sering kali terjadi adalah pembuatan keputusan untuk inovasi produk dan layanan baru serta aktivitas-aktivitas
pemasaran seperti iklan dan promosi dengan mempergunakan data yang didapatkan
dari daerah perkotaan saja.
Padahal berdasarkan data
statistik, kurang dari separuh populasi tinggal di perkotaan sehingga untuk
dapat memahami dengan lebih baik mengenai ekspektasi konsumen tentu perlu juga mempergunakan
data yang didapat dari kota-kota yang lebih kecil dan bahkan daerah-daerah
pedesaan.
Terdapat perbedaan yang signifikan
dalam aspirasi dan
perilaku
konsumen antara daerah perkotaan dengan pedesaan. Bahkan juga terdapat perbedaan perilaku dan
kultur antara konsumen di kota-kota besar dengan kota-kota yang sedang atau
kecil.
Untuk dapat memahami
ekspektasi konsumen memang tidak sederhana dan memerlukan biaya namun tidak
diperlukan teknologi yang rumit dan seringkali yang diperlukan adalah pemikiran yang umum
dalam melakukan interpretasi data sepanjang data sampel mewakili keseluruhan area
geografis. Yang penting untuk
diperhatikan adalah siapa dan dimana para konsumen yang menjadi basis
penelitian tersebut.
Menggunakan contoh perseteruan
aplikasi WhatsApp
dari Nokia dengan BlackBerry Messenger, analisa yang dilakukan
melalui penelitian di daerah perkotaan saja dengan asumsi bahwa mayoritas
pengguna adalah masyarakat yang tinggal di perkotaan tidak akan dapat
memberikan gambaran sesungguhnya tentang ekspektasi dan/atau pilihan konsumen.
Pada era dimana internet
telah menjadi kebutuhan mendasar untuk sebagian populasi yang tinggal perkotaan,
jumlah orang yang terdaftar dalam
jejaring sosial semacam Facebook dan/atau Twitter belum dapat dipergunakan
secara langsung mengingat bahwa bukan saja satu orang banyak yang memiliki
lebih dari 1 nomor telepon genggam tetapi juga memiliki lebih dari 1 identitas
berbeda pada jejaring sosial tersebut. Jumlah nomor telepon genggam yang
ada mungkin terlihat besar di perkotaan dibandingkan dengan di wilayah pedesaan
atau kota-kota yang lebih kecil, namun jumlah sesungguhnya pengguna telepon
genggam akan lebih tepat di kota-kota yang lebih kecil dan wilayah pedesaan.
Semakin murahnya harga telepon genggam juga mengakibatkan lebih banyak
orang-orang yang tinggal bahkan di wilayah-wilayah pedesaan yang mempergunakan
telepon genggam.
Beberapa
asumsi memang akan diperlukan dalam melakukan analisa data namun
sangatlah penting untuk bisa mendapatkan gambaran tentang konsumen yang
ada secara tepat sebagai dasar dari asumsi-asumsi sehingga juga bisa
didapatkan gambaran tentang potensi permintaan di pasar yang akan muncul
seiring dengan ekspektasi konsumen tersebut.
Kita
seringkali meyakini sesuatu yang ingin kita yakini lalu membuat asumsi-asumsi.
Kita cenderung untuk secara naluriah mengabaikan atau bahkan menolak
fakta-fakta yang bertentangan dengan pandangan kita.
Namun demikian, untuk mendapatkan pemahaman yang tepat tentang ekspektasi
konsumen, adalah sangat penting untuk anda
menggantikan kecenderungan tersebut dengan melihat kepada fakta-fakta dan
realitas di pasar serta dengan mempergunakan akal sehat tentunya.
No comments:
Post a Comment