Tuesday, January 15, 2013

SUB-ZERO



Setiap pengusaha tentu mendambakan keuntungan sebagai pengembalian dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan.


Namun adalah wajar bila menderita kerugian dalam bisnis yang dapat disebabkan oleh inefisiensi, menurunnya penjualan karena kalah bersaing, kesalahan manajemen, strategi yang tidak tepat maupun dikarenakan faktor-faktor teknis atau non-teknis lain.




Demikian pula perusahaan bisa menderita kerugian pada tahun-tahun awal setelah didirikan, terutama yang membutuhkan investasi awal seperti bangunan pabrik dan mesin-mesin produksi.


Kerugian adalah  resiko yang pasti mesti diperhitungkan dan dihadapi oleh setiap pengusaha.  2 hingga 5 tahun merugi atau belum kembali modal adalah hal yang sudah umum.


Selama lebih dari 30 tahun perjalanan karir saya sebagai karyawan, mulai dari seorang admin gudang hingga menjadi pimpinan puncak di beberapa perusahaan asing dan nasional besar, saya telah sering mendengar maupun mengalami sendiri bagaimana para pemegang saham memutuskan untuk menutup cabang-cabang dan/atau menjual anak perusahaan karena telah mengalami  kerugian berturut-turut antara 5 hingga 10 tahun. Dan baru pertama kali mendengar secara langsung dari seorang pengusaha yang sangat sukses tentang bagaimana beliau mempertahankan salah satu perusahaan yang mengalami sub-zero atau merugi selama 26 tahun.


Baru setelah melewati rentang waktu panjang 26 tahun atau lebih dari seperempat abad, perusahaan tersebut mulai memberikan keuntungan dan pertumbuhan usaha yang signifikan.

Sering kali terjadi orang-orang setelah berupaya untuk bertahan dalam keadaan merugi cukup lama yang memang menguras energi dan modal kemudian memutuskan untuk menutup perusahaan mereka padahal hanya tinggal selangkah lagi situasi bisa berbalik ke arah menguntungkan.
 
Pelajaran entrepreneurship yang dapat saya simpulkan dari cerita yang saya dengar dari pengusaha yang berusia hampir 84 tahun tersebut adalah bahwa ukuran kesuksesan seorang pengusaha bukan hanya dari keuntungan yang diciptakan dan sebaliknya kerugian juga bukan merupakan pertanda kegagalan.



No comments: