MENGAWASI PERUBAHAN DENGAN PEMBERDAYAAN
(Bagian terakhir dari 4 tulisan)
Suatu perubahan akan memberikan hasil yang diharapkan apabila dilakukan
melalui serangkaian proses yang diawali dengan pendataan, perencanaan,
simulasi, PENGAWASAN selama tahap-tahap awal implementasi dan EVALUASI atas
perubahan yang dilakukan.
Pada tahap awal tersebut, peranan seorang pemimpin adalah lebih kepada
pencetus ide-ide kreatif namun dengan tetap mempertimbangkan masukan dari fakta-fakta
yang ada. Dan sebagai pemimpin kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
orang-orang dalam organisasi untuk mengemukakan pandangan mereka atau bahkan
menyampaikan ide-ide kreatif mereka.
Pada saat perusahaan bertumbuh semakin besar, seorang pemimpin sudah mesti
memulai proses pemberdayaan atau EMPOWERMENT lewat pendelegasian. Dan pada tahapan ini proses pendelegasian tersebut mesti disertai
dengan MENTORING untuk memastikan
bahwa operasional perusahaan berjalan sesuai dengan arah strategis pengembangan perusahaan dan tetap memikul tanggung jawab keseluruhan
perusahaan. Pendelegasian yang bertujuan menciptakan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi di masa mendatang bahkan sudah seharusnya dimulai ketika seorang mulai
menjabat sebagai pimpinan. Pendelegasian bukan hanya mengenai penugasan tetapi mesti
merupakan bagian dari proses SUKSESI KEPEMIMPINAN.
Memasuki tahapan berikut dalam perubahan, yang penting untuk
dipahami dalam mengawasi perubahan adalah bahwa pengawasan tersebut bukanlah dalam
hal pengawasan pelaksanaan pekerjaan melainkan memberikan kesempatan kepada
para pimpinan divisi dan/atau departemen untuk mampu membuat pertimbangan-pertimbangan
dan keputusan-keputusan operasional yang mengacu kepada arah strategis
pengembangan perusahaan.
Sebagai
pengusaha atau entrepreneur harus dapat memastikan bahwa perusahaan yang
didirikannya akan mampu terus berkembang bahkan setelah era kepemimpinannya
berlalu.
DR .Ir. Ciputra pernah mengatakan bahwa seorang
entrepreneur adalah seseorang yang bukan hanya mampu menciptakan peluang usaha dengan mengubah rongsokan menjadi emas, bukan juga hanya mampu menciptakan
kerja bagi diri sendiri melainkan mampu melipatgandakan sumber-sumber daya yang
tersedia dan tentunya melipatgandakan kemampuan orang-orang dalam
organisasi lewat pemberdayaan.
Beberapa hari yang lalu penulis berdiskusi dengan seorang
teman entrepreneur yang berhasil mengembangkan bisnis-bisnisnya dan salah satu
bisnisnya yaitu restoran keluarga AMAZY (www.magfood-amazy.com) yang dengan sistem
kemitraan hingga saat ini telah ada di lebih dari 125 lokasi tersebar di
beberapa propinsi di Indonesia. Menurut pengamatan penulis, ibu Yanty Isa Warko
yang mendapatkan penghargaan Ernst &
Young Entrepreneur Winning Women 2010, telah menerapkan tahapan-tahapan pengembangan dan
pengawasan perusahaan-perusahaannya lewat pengembangan dan pemberdayaan human
capital.
Dalam upaya PEMBERDAYAAN post mentoring inilah akan sangat diperlukan
komunikasi VISI dan MISI serta NILAI-NILAI
perusahaan sehingga dapat dipahami dengan baik oleh seluruh orang dalam
organisasi. Konosuke Matsushita, pendiri Panasonic Corporation bahkan menetapkan visi jangka panjang 250 tahun! Sangat penting bahwa VISI, MISI dan
NILAI-NILAI dituliskan dengan kalimat-kalimat yang singkat namun jelas sehingga
mudah dipahami. Dan dalam tahap mengawasi lewat pemberdayaan ini, pimpinan
paling tinggi harus mampu menjadi ROLE MODEL dari NILAI-NILAI sekaligus FASILITATOR
perubahan sehingga setiap orang yang ada dalam organisasi akan ikut menjadi AGEN
PERUBAHAN.
No comments:
Post a Comment