Pernahkah kita merasa menyesal pada saat menyempatkan diri kita menemani anak-anak kita ke suatu tempat yang mereka inginkan padahal menurut kita ada hal-hal lain yang lebih bermanfaat yang bisa kita lakukan?
Dalam sebuah pertemuan tiga hari yang lalu dengan beberapa teman lama, salah seorang teman bercerita bagaimana dia pernah pada suatu hari belasan tahun yang lampau merasa seharusnya anaknya yang pada waktu itu baru berusia sembilan tahun dapat mengerti kesibukan bisnis orangtuanya. Dia ikut menemani puterinya ke sebuah taman bunga di Cipanas dalam rangka kunjungan belajar sekolah dan kemudian ternyata tidak banyak orangtua murid lain yang ikut serta sehingga dia merasa menyesal seharusnya dia juga tidak perlu ikut serta dan dapat tetap melakukan rutinitas kegiatan bisnis. Namun ketika tiba kembali ke rumah pada sore harinya saat sang anak yang melihat papanya sudah ada di rumah langsung berkata betapa dia merasa sangat senang sekali telah bisa ditemani seharian oleh mamanya di taman bunga, teman saya tersebut justeru merasa sangat menyesal sekali karena sewaktu menemani puterinya telah berfikir dia seharusnya tidak perlu ikut serta sehingga dapat mengerjakan rutinitas bisnisnya dari pada menemani puterinya tersebut.
Keluarga adalah salah satu area kehidupan yang sering kali mendapat prioritas nomor kesekian karena banyak orang terlalu mementingkan finansial dan karir atau area-area kehidupan lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa semua orang memerlukan dukungan finansial untuk dapat mendukung area-area kehidupan lainnya yaitu Kesehatan, Pendidikan dan Kejiwaan, Sosial dan Budaya, Spiritual dan Etika seperti didefinisikan oleh Paul J. Meyer dalam Total Person (R), namun untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup kita diperlukan keseimbangan penggunaan waktu untuk setiap aspek kehidupan tersebut.
Mulailah menyusun rencana-rencana di seluruh 6 area kehidupan kita dan kesuksesan serta kebahagian akan menjadi bagian hidup kita.
No comments:
Post a Comment