Apakah anda sudah mengenal dengan baik
orang-orang yang menjadi pendukung kesuksesan anda lewat suksesnya pelaksanaan
tugas-tugas mereka?
Beberapa waktu yang lalu dalam sebuah
kesempatan makan siang, saya diperkenalkan oleh seorang teman pengusaha kepada
beberapa orang pengusaha lain dan tujuan teman tersebut mengajak saya untuk
ikut hadir adalah untuk berdiskusi mengenai beberapa topik klasik seputar
ketenagakerjaan serta pengelolaan manajemen sambil menikmati santap siang.
Dari beberapa topik diskusi, salah
seorang pengusaha menanyakan kepada saya mengenai mengapa tingkat
produktivitas karyawan perusahaannya tetap kurang maksimal dan selalu naik
turun padahal
mereka telah secara berkala diberikan suntikan semangat lewat berbagai
upaya pelatihan,
baik pelatihan-pelatihan yang dilakukan di dalam perusahaan maupun dengan cara mengirimkan
karyawan-karyawati mengikuti berbagai bentuk pelatihan untuk dapat lebih termotivasi sehingga diharapkan akan mampu mengubah
sikap mereka dan dengan demikian produktivitas dapat ditingkatkan.
Pengusaha tersebut juga menambahkan bahwa memang sepertinya ada dampak namun hanya sesaat saja dan
hanya dalam hitungan minggu semuanya kembali seperti semula. Dan ternyata
bahwa persoalan yang dihadapi pengusaha yang mengajukan pertanyaan tersebut juga
merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh semua pengusaha yang hadir pada
kesempatan tersebut.
Kata
motivasi
begitu sering disebutkan dan seolah-olah akan merupakan resep ampuh untuk dapat mengatasi segala
permasalahan dan untuk meraih keberhasilan. Orang-orang yang menduduki
posisi-posisi pimpinan dalam perusahaan sering kali mengucapkan kalimat-kalimat
hiperbola tentang pentingnya untuk “memotivasi” orang-orang,
namun sesungguhnya tidak sedikit dari para pimpinan perusahaan yang menyampaikan
tentang pentingnya motivasi tersebut namun sesungguhnya yang dimaksudkan adalah
tindakan-tindakan eksploitatif
dan terkadang manipulatif yang perlu dilakukan untuk dapat membuat orang-orang
bekerja lebih giat.
Sering pula kita dengar disampaikan
dalam berbagai kesempatan bahwa agar motivasi dapat menghasilkan dampak positif yang permanen,
maka motivasi harus muncul
dari dalam diri sendiri atau yang sering disebut motivasi internal. Apa yang
terjadi pada saat atau sesudah dilaksanakannya sebuah pelatihan dimana semua
peserta nampak seperti
memiliki semangat berkobar-kobar untuk dapat
meningkatkan kontribusi mereka, namun kemudian semangat mereka tersebut berangsur
dengan cepat luntur.
Pelatihan-pelatihan
bagi sebagian besar orang hanya menjadi seperti kesempatan bersenang-senang untuk sementara waktu keluar dari
rutinitas pekerjaan sehari-hari
dan di sisi lain untuk sebagian orang lainnya justeru menjadi apatis ketika mendengar kata
pelatihan
dan tidak
sedikit para pimpinan berpikir bahwa upaya pelatihan adalah pemborosan.
Jadi
dimanakah sesungguhnya letak persoalannya?
Setiap orang pada umumnya melakukan sesuatu untuk mendapatkan manfaat dan/atau untuk dapat terhindar dari kerugian. Namun
demikian apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan setiap orang tidak sama sehingga dengan memahami
manfaat-manfaat apa yang mereka ingin dapatkan dan/atau kerugian-kerugian apa
yang mereka ingin hindarkan, kita bisa meningkatkan semangat mereka yang pada
akhirnya kepuasan yang lebih tinggi akan didapatkan oleh semua pihak.
Sudah
sering juga dibicarakan bahwa upaya
memotivasi orang-orang melalui pemberian insentif maupun lewat ancaman bisa
saja dilakukan namun cara-cara memotivasi tersebut hanya akan menimbulkan
dampak positif sesaat sehingga yang diperlukan adalah sebuah motivasi yang datang dari dalam diri
sendiri.
Namun
untuk dapat termotivasi dari dalam diri sendiri, seseorang mesti merasa dirinya
bernilai dan produktif dan oleh karena itu cara paling efektif untuk menimbulkan
motivasi internal adalah dengan memahami
keinginan-keinginan atau motif masing-masing orang.
Tidak ada dua orang yang termotivasi
dengan cara yang benar-benar sama sehingga anda
perlu untuk memahami kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing orang agar dapat
termotivasi dari dalam dan membantu mereka meraih apa yang ingin mereka dapatkan.
Walaupun tanggung jawab untuk dapat meraih keberhasilan ada pada diri
masing-masing individu, anda
sebagai pemimpin perlu membantu menciptakan suasana
dan lingkungan dimana orang-orang lebih mudah tertantang
dan mengembangkan motivasi diri sendiri sehingga anda
kemudian dapat lebih mudah mengarahkan
mereka mencapai produktivitas tinggi dalam semua tugas-tugas mereka.
Tidak ada formula pasti yang dapat
secara konsisten dan tepat memperkirakan keinginan-keinginan, emosi dan cara
berpikir seseorang. Akan
tetapi yang pasti adalah bahwa perilaku
seseorang selalu ada penyebabnya.
Orang-orang mungkin saja tidak secara
sadar memahami mengapa mereka melakukan sesuatu, tetapi pada prinsipnya
bahwa semua pola tindakan
yang mereka lakukan yang kemudian menjadi perilaku mereka sehari-hari,
terlepas apakah efektif atau tidak, adalah untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
Karena
motivasi dari dalam diri sendiri sangat tergantung pada kebutuhan-kebutuhan
individual, setiap
upaya yang akan anda lakukan untuk memunculkan dan mengembangkan motivasi dari
dalam diri orang-orang lain haruslah dilakukan secara per individu.
Artinya jika anda adalah pimpinan dari
sebuah perusahaan dengan jumlah karyawan-karyawati sebanyak 20 orang, maka akan
untuk dapat menimbulkan motivasi dari dalam diri akan diperlukan 20 upaya berbeda
untuk masing-masing dari mereka.
Mungkin pernyataan tersebut terdengar
tidak umum dan sepertinya tidak realistis. Anda mungkin akan bertanya bagaimana dengan perusahaan yang
memiliki 20,000 karyawan-karyawati atau bahkan lebih dari jumlah tersebut? Apakah akan diperlukan 20,000 upaya motivasi yang
berbeda?
Tentu saja ada cara untuk menimbulkan
semangat dan motivasi yang dapat dilakukan secara umum lewat seminar singkat
ataupun pelatihan namun demikian apabila anda memang
menginginkan sebuah perkembangan perusahaan yang lebih dinamis dengan tingkat produktifitas
yang tidak naik turun, anda memang akan perlu untuk melakukan upaya menimbulkan motivasi diri
secara individual dan cara termudah untuk mulai mendapatkan informasi tentang motif
dari setiap orang adalah melalui lembar penilaian kinerja dimana ada bagian untuk menanyakan mengenai
kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan setiap orang. Dari sana anda akan dapat
mempersiapkan perencanaan motivasi berbeda untuk setiap orang dalam perusahaan
anda.