Sunday, April 29, 2012

Mendengarkan


Saya banyak bertemu dengan pimpinan-pimpinan perusahaan yang sukses dan salah satu ciri menonjol dari mereka adalah bahwa mereka lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

Pagi ini Gereja kami kedatangan pastor Valentinus Pardi dari Wonogiri. Ketika Pastor Pardi memberikan homili, beliau memanggil seorang anak bernama Rio untuk naik ke altar. Sepintas tidak ada yang nampak beda dari anak-anak lain sebayanya dalam hal fisik. Namun ketika percakapan dimulai, barulah kami yang hadir menjadi lebih menyadari bahwa mendengarkan ucapan lisan seorang tuna rungu merupakan sebuah tantangan tersendiri.
Rio membacakan sebuah puisi dan walaupun saya sudah berupaya menyimak di tengah suasana ruang Gereja yang dipenuhi umat namun menjadi demikian heningnya, tetapi ternyata saya sangat kesulitan untuk dapat memahami setiap kata dari puisi yang dibacakan. :-(

Seringkali juga manakala kita hadir dalam pertemuan dan ada topik yang dibicarakan, kita tidak mendengarkan melainkan berbicara tentang hal-hal lain dengan orang-orang di kanan kiri kita atau kita sibuk sendiri dengan pikiran kita. Atau walaupun secara fisik hadir namun kita malahan sibuk dengan e-mail, blackberry messenger atau sms dan tidak mendengarkan.
Dalam banyak seminar juga sering terdapat orang-orang yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum yang melenceng keluar dari topik pembicaraan seminar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang umumnya diawali dengan pernyataan-pernyataan pendapat panjang lebar sehingga moderator seringkali terpaksa mengingatkan untuk langsung kepada pertanyaan yang akan diajukan, sepertinya juga sudah disiapkan sejak sebelum tiba di tempat seminar. Jadi sebenarnya mereka datang untuk mendengarkan atau didengarkan?

Dapat mendengar adalah sebuah karunia Tuhan. Helen Keller mengatakan: It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his or her grown-up life. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound
Namun mendengarkan membutuhkan lebih dari mendengar. Dibutuhkan sikap yang bersedia memberikan ruang bagi pendapat yang mungkin berbeda dengan kita. Bukan hanya mengharapkan apa yang memang ingin kita dengar. 

Mendengarkan  memerlukan kesadaran, kesabaran dan juga latihan.
 

Tuesday, April 24, 2012

AHOK

 Perjuangan Mencapai Sukses di Kampung Belimbing


Beberapa bagian dari Kampung Belimbing di Tangerang sebenarnya bersebelahan dengan area bandar udara Soekarno Hatta. Masih ada hamparan sawah di beberapa tempat yang penulis lewati walaupun jumlahnya sudah tidak banyak lagi. Jalan inspeksi sejajar dengan saluran irigasi memungkinkan akses dari daerah ini ke bandara dan juga areal pergudangan telah memungkinkan masyarakat di sana ikut berpartisipasi dalam pembangunan di sekitar tempat tinggal mereka. Namun demikian masih banyak yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang bermukim di sana.

Lions Clubs Indonesia, melalui beberapa club yang ada di Jakarta melihat adanya kesempatan untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah Kampung Belimbing ini. Ada club yang membangun jembatan, memperbaiki rumah-rumah penduduk maupun bakti sosial lainnya seperti menjadi orang-tua asuh bagi anak-anak usia sekolah. Orangtua mereka secara turun temurun kebanyakan bekerja serabutan atau menjadi pekerja pabrik. Minggu lalu club kami kembali untuk ke 5 kalinya mengunjungi daerah ini. Kami menyadari bahwa untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sana akan sangat membutuhkan selain dana juga banyak sekali tangan-tangan pengabdian.

Setahun yang lalu Lion Susiana Wagei yang memang sudah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah ini sejak tahun 2004 lalu, juga dengan Lion Helly Djutrisno dan Lion Jimmy Herlambang, memperkenalkan kami kepada seorang penduduk yang kemudian menjadi bagian dari upaya club kami dalam melakukan pengabdian masyarakat di daerah ini. Dalam kesempatan kunjungan minggu lalu tersebut, setelah acara selesai penulis menyempatkan diri mampir di rumahnya untuk berbincang dengannya dan juga menengok isterinya yang mengalami luka bakar lumayan serius. Penulis melihat ada semangat membantu yang terpancar dari sinar mata dan gerak langkahnya ketika menemani kami melakukan kegiatan pengabdian masyarakat sehingga penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai dirinya yang memang terlihat selalu siap membantu masyarakat di daerah tempat tinggalnya tersebut.

If You Are Not Making
The Progress You Would Like To Make
And Are Capable Of Making,
It is simply Because Your Goals Are Not Clearly Defined
(Paul J. Meyer – Founder of Success Motivation International)

AHok adalah nama panggilan yang biasa kami pergunakan ketika berhubungan dengannya. Ketika penulis mulai menanyakan mengenai apa yang menjadi pendorong dia memberikan waktunya untuk menemani kami melakukan kegiatan bakti sosial, dia mengatakan bahwa hal tersebut berlangsung begitu saja. Kemudian dia menambahkan bagaimana kemiskinan dan kebodohan seperti lingkaran setan - bagaimana orang menjadi tetap miskin karena kurang memiliki pengetahuan. Banyak anggapan yang mengatakan bahwa kemiskinan adalah sebagai akibat tidak adanya kemauan untuk bekerja keras atau dengan kata lain orang menjadi miskin karena kemalasan mereka. Tidak dapat kita pungkiri bahwa hal tersebut bisa saja ada kaitannya namun dalam kenyataannya ada lebih banyak orang yang rajin dan sudah bekerja keras namun sepertinya nasib baik tidak pernah berpihak pada mereka. Sudah nasib, sudah suratan takdir, demikian banyak dikatakan. Dalam kenyataannya juga sering kita dapati dimana ada yang membagi-bagikan harta, tetapi bertambah kaya. Ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Jadi dimanakah sebenarnya benang merah yang menghubungkan usaha dan kerja keras dengan kehidupan yang sukses?

Success is the progressive realization of worthwhile predetermined personal goals
(Paul J. Meyer)

AHok menceritakan bagaimana pada tahun 2000 dia juga adalah bagian dari masyarakat golongan miskin dan dia bahkan tidak memiliki pekerjaan tetap ketika itu. Pada waktu itu ada seorang teman yang mengajaknya untuk membantu menjalankan usaha penyewaan dan perbaikan mesin fotocopy merek Canon. Dari sana dia hanya menerima semacam komisi tanpa ada gaji tetap bulanan. AHok sebenarnya ragu namun melihat sebuah kesempatan untuk belajar dari usaha tersebut, walaupun dia juga menyadari bahwa kebutuhan hidup keluarga juga tidak dapat hanya tergantung dari penghasilan tersebut. Pada tahun 2003 usaha temannya tersebut mengalami kesulitan sehingga terpaksa tutup. Dari pengetahuan yang dia dapatkan selama hanpir 4  tahun tersebut, AHok memutuskan untuk terus menekuni bidang fotocopy dan dia telah juga merintis usaha kecil-kecilan berupa toko kelontong yang dikelola oleh isterinya.

AFFIRMASI
Selain bahwa AHok meyakini bahwa untuk dapat memperbaiki taraf kehidupan, seseorang perlu untuk terus menambah pengetahuan baik lewat jalur formal seperti pendidikan sekolah dan/atau kursus atau lewat bekerja dan berusaha. Ada hal menarik dari pembicaraan penulis dengan AHok yaitu pandangannya tentang kesuksesan. Setelah melalui tahapan-tahapan dalam apa yang sudah bisa dia capai hingga saat ini, AHok mengatakan bahwa sukses tercapai karena ada sebuah sasaran yang ditetapkan dan ingin dicapai seseorang. Bagaimanaa dia juga melalui proses meyakinkan diri sendiri untuk mampu mencapai sasaran-sasaran tersebut. AHok menambahkan bahwa sukses merupakan realisasi bertahap dari sasaran-sasaran yang ingin dicapai.  Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sukses juga mesti mempergunakan ukuran yang ditetapkan  untuk diri sendiri dan tidak membandingkan dengan orang lain. Banyak orang tidak pernah merasa sukses karena mereka terus membandingkan dengan kesuksesan orang-orang lain.


Successful people all have one thing in common, they want to see other people grow and be successful

AHok juga mengatakan bahwa dia sebagai salah seorang warga yang tinggal di Kampung Belimbing ingin dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat di sana sehingga dia sangat bersemangat untuk membantu para relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan seperti Lions Clubs dalam melakukan pengabdian masyarakat.



Servant Leadership

AHok tidak hanya ingin sekedar menjadi pembawa berita dan penerus uluran tangan orang-orang lain karena ternyata dia sendiri juga ikut mengeluarkan dari hasil keuntungan usahanya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. “Saya ingin dapat memajukan kehidupan masyarakat Kampung Belimbing” katanya dengan penuh semangat. Yang juga menarik dalam salah satu cara dia membantu masyarakat sekitar tempat tinggalnya adalah misalnya dengan memberikan bantuan modal berupa kambing bagi orang-orang yang ingin mengembang-biakan kambing. Jadi dia memberikan kail dan bukan sekedar ikan. AHok juga menyadari bahwa untuk dapat membantu orang-orang lain, dia harus terus belajar dan berusaha menjadi seorang yang lebih sukses sehingga dapat menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi orang-orang lain.


ACTIONS SPEAK LOUDER

Siapa bisa menduga mungkin beberapa tahun ke depan, AHok akan menjadi seorang yang jauh lebih sukses dari sekarang melihat kepada bagaimana tanpa dia sendiri menyadari telah memiliki pemikiran yang jernih akan apa yang ingin dia lakukan dan dapatkan - dia menetapkan langkah-langkah menuju sasaran-sasaran, dia juga memiliki semangat yang tulus, memiliki keyakinan diri yang tinggi, serta memiliki determinasi – yang merupakan tahapan-tahapan mencapai kesuksesan yang selalu dilalui oleh semua orang yang telah mencapai kesuksesan sejati.



Saturday, April 21, 2012

T.E.A.M. – Together Everyone Achieves More


An excerpt of a lecture by Ken Blanchard at the 2012 LMI/SMI/FMI World Convention


Meeting face to face with a very special person like Ken Blanchard is certainly a very rare opportunity for most people. I was really fortunate that I had the opportunity in personally met and greeted him shortly after he gave a 45-minutes lecture at the LMI/SMI/FMI Convention in San Diego, California.

The author of the famous best seller One-Minute Manager book, who also a very close friend of the founder of LMI/SMI/FMI – the late Paul J. Meyer, together with another author - Dick Ruhe – wrote the book Know Can Do!: Put Your Know How into Action.  This book is about the fact that nowadays because of the technology so many managers, leaders and employees having an information  overload situation.

However, in his lecture Ken Blanchard was not talking about that book and instead with his charming humorous way he was taking all the audiences to think about the aspects on bringing results through teamwork.

Ken Blanchard used Southwest airlines as one example where strong management and happy workforce among other key success factors have contributed to the success of the company. He talked about the importance of behavior that will produce results and the belief on teamwork in addition to energy and brain power in working together. He also briefly took us through the importance of creating synergy in teamwork. Also about the need to cultivate the learning attitude and culture in the organization.

Information is power but information in organization need to be shared in order for people in it to achieve more. He talked about 5 things that are required in the organization so that together everyone achieves more: the learning opportunity, trust, creating situations where differences are valued, team as a whole – the we instead of me or you, and the importance of keeping high morale of the team members.

Ken talked about the verbal and non-verbal relationship. Relationships that is guided by vision and core organization values and how they can have a great impact to the team and to the organization as a whole. As values guide behavior hence it is the responsibility of the leader to make sure that people understand the vision, values and purposes of the organization. Those vision, values and purposes are not only just guidelines for employees but they will empower people. It is also very important for any organization to have them in order to create a team of people with service hearts and leave their ego behind in doing their jobs. In order to be more successful, a servant leadership style at the top is also required. Ken repeteadly mentioned that it is an upside down triangle of hierarchy in organization where leaders should actually be at the bottom part to empower people.  A true stewardship mentality.

Paul J. Meyer in his book - Become The Coach You Were Meant To Be, wrote that people should be put on top and leaders should be put at the bottom. Leaders push their knowledge and expertise up the organization rather than letting it trickle down.


All great successful leaders have one particularly thing in common and that is generousity. Generousity in giving and sharing talent, time and treasure. And with those message, Ken Blanchard ended his another memorable lecture.



2012 LMI/SMI/FMI World Convention,
San Diego, California, U.S.A.
14 April 2012